"Sudah dapat kursi rodanya." Kata Nenek Rusma.
Bowopun bersyukur, karena kursi roda sudah dapat dan tidak susah mencarinya lagi. Namun, masalah lain muncul. Tas bawaan Nenek Rusma hilang. Nenek Rusma awalnya tidak menyadari, namun setelah diingatkan, Nenek Rusma baru sadar. Beliaupun berkeliling di tengah antrian penumpang (rekan-rekannya sesama jamaah haji) mencari keberadaan tasnya. Beliau kebingungan, karena semua tas jamaah haji sama. Walaupun ada namanya, tapi beliau harus membolak balik setiap tas yang mirip dengan tas beliau. Hasilnya nihil.
"Nek, sudah aja. Yang sabar. Kalau rejeki Nenek, pasti nanti ketemu. Duduk aja, biar Nenek tidak kecapekan." Kata Bowo kepada Nenek Rusma.
Awalnya Nenek Rusma tidak menggubrisnya. Namun karena kelelahan, akhirnya beliau menyerah dan duduk di kursi roda.
Check in akhirnya selesai, antrianpun bubar menuju ruang tunggu keberangkatan. merekapun menuju ruang tunggu, yang jaraknya cukup jauh dengan perjalanan yang memutar dari tempat mereka masuk. Dalam perjalanan menuju ruang tunggu, salah satu jamaah menyapa.
"Nek, ini tas Nenek." Kata salah satu jamaah itu sambil menyerahkan tas Nenek Rusma.
"Alhamdulillah. Terima kasih." Kata Nenek Rusma.
Merekapun melanjutkan berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan. Sebelum tiba di ruang tunggu keberangkatan, mereka melalui meja pemeriksaan. Semua tas, jaket, dompet, ikat pinggang, handpone dan lain-lain selain pakaian yang melekat di badan, harus diperiksa melalui X-Ray. Tak terkecuali tas Bowo yang merupakan petugas pendamping penjemputan jamaah haji.
"Pak, ini tas siapa?" Tanya petugas kepada Bowo yang telah menunggu tasnya keluar dari lorong pemeriksaan.
"Tas saya, Mas." Jawab Bowo.
"Maaf, Pak. Di tas Bapak ada kunci pas." Kata petugas tersebut.