Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Marah yang Tepat pada Anak

18 November 2022   05:44 Diperbarui: 25 November 2022   04:43 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memarahi anak (Sumber: Shutterstock)

MARAH YANG TEPAT KEPADA ANAK

Marah itu gampang. Sekali ada pemicu maka mudah meletup. Namun marah yang tepat, dengan tujuan yang benar, dan pada situasi yang pas, itu sulit. (Aristoteles).

Marah adalah kewajaran bagi orang tua manakala dibikin pusing oleh anak. Namun bagi anak tertentu, kemarahan orang tua identik dengan pukulan fisik, cemoohan, kekerasan verbal lain (makian, cacian, umpatan, omelan), yang selain membuat bising di telinga anak, juga berpotensi menimbulkan luka psikis tanpa diketahui dan sifatnya bisa menahun nahun.

Apakah anak dendam? Sangat mungkin tidak. Sebab anak pasti akan mencintai orang tuanya. Namun bisa saja anak selalu ingat atas kemarahan orang tuanya. Apalagi kalau melihat adegan orang lain yang marah di depan mata.

"Dia kalau marah kok mirip ortuku ketika aku masih sekolah dulu ketika meledak di depanku," gumam seorang eksekutif yang punya masa kecil sering dimarahi orang tuanya.

Marah bisa jadi impulsive dan ekspresif. Meledak dan menghentak yang membuat dada objek kemarahan serba tratapan, deg-degan, dan merasa bersalah. Sekaligus tertekan. Dan akhirnya bisa saja anak yang sering dimarahi menjadi bodoh, lebih tepatnya apatis, sebab banyak hal menjadi pemicu orang tuanya untuk memarahinya.

"Akhirnya saya memilih diam dan kabur ke luar rumah ketimbang diomeli di rumah," ungkap seorang anak bercerita tentang situasi kemarahan dalam rumah orang tuanya.

Jiwa dipenuhi banyak energi, perlu manajemen diri (Foto: himpsi.or.id) 
Jiwa dipenuhi banyak energi, perlu manajemen diri (Foto: himpsi.or.id) 

SOLUSI

Lantas bagaimana marah yang tepat kepada anak?

Daniel Goleman (dalam Priyohadi 2011), mengatakan adanya strategi SOCS.

Yakni situation, option, consequence, and solution.

Situation. Pelajari situasi anak yang akan dimarahi (baca= nasehati) apaah dalam kondisi lelah, pikiran tidak konsentrasi, atau memang tipe pemberontak). Pelajaran ini agar sasaran nasehat mengenai kemarahan, dapat direspon secara positif oleh anak.

"Saya tahu mama marah dengan tujuan yang baik, maka saya diam saja dan tidak membantah sambil berusaha mengingat salah saya di mana, dan bagaimana memerbaikinya," ungkap anak yang paham dan beruntung punya orang tua yang suka mempelajari situasi anak manakala mau memarahinya (baca = menasehatinya).

Option, pilihlah metodologi marah yang tepat. Tidak semua anak tahan bila dibentak atau diberitahu dengan nada tinggi, ada pula yang mudah sakit hati atau kecil hati. Situasi yang paling berbahaya adalah anak bunuh diri karena barusan dibentak bentak dan dimarahi orang tuanya. 

Maka orang tua perlu memilih metodologi marah yang tepat. Bisa saja dengan dialog, dan secara perlahan bisa naik ke nada tinggi namun tidak dengan penuh luapan emosi. Marah dengan sabar, itulah opsinya. Bisa? Silakan dicoba.

Consequence, artinya orang tua perlu memetakan konsekuensi dari kemarahannya. Harapannya pasti adalah agar anak patuh, mau mendengarkan nasehat meski disampaikan dengan nada keras, dan anak paham kesalahannya. Namun kadang juga orang tua marah oleh penyebab yang sudah lewat.

"Lho Mamah...kan kemaren tentang ini sudah kita seleseikan, kok sekarang Dedek dimarahi lagi dengan masalah kemaren?" Keluh seorang anak.

Nah, itu artinya di anak rasional karena marah adalah hak orang tua, namun anak juga berhak untuk memetakan sumber kemarahan orang tua.

"Kalau ortu marah dengan alasan jelas, ya saya terima. Namun kalau membabi buta, mendingan kabur dari rumah," imbuh seorang anak.

Solution. Ya setiap marah harus ada penyebab, metodologi, dan solusi. Bukan asal marah saja.

Solusinya adalah yang salah diperbaiki, dan anak juga dibangkitkan untuk lebih percaya diri bukan dihancurkan harga dirinya.

Jadi, jika Anda merasa sebagai orang tua yang hobi marah, sebaiknya belajar lagi masalah metodologi marah. Bahkan ada bukunya namanya Angry Management, kalau burung bahkan ada namanya Angry Bird. Hehehe..

Manajemen marah bahkan punya implikasi serius dalam dunia lain: kerja, perilaku nyopir di jalanan, manajemen stress, risiko depresi, dan problem psikologis lainnya. 

Ada juga risiko bahwa marah dipicu ketidakseimbangan hormonal dalam diri tubuh. Dan bisa memicu sakit jantung alias berhenti berdetak mendadak. Bisa saja itu karena marah yang dikatakan sebagai passive aggresive, marah namun ditujukan kepada diri sendiri. 

Active aggresive adalah kecenderungan menyerang orang lain, bisa dengan penuh kemarahan.

Passive aggresive adalah marah kepada diri sendiri sehingga depresi, stress, bahkan bisa tendensi ke bunuh diri.

Anak yang sering dimarahi juga perlu melakukan koreksi diri. Mengapa, dan bagaimana solusinya.

"Kamu ngerti nggakkkkk?!" teriak saya.

Lhooo nyang ini bercanda ya....

Semoga kita semua menjadi orang tua yang paham manajemen marah, dan kalau sebagai anak ya juga paham bagaimana berupaya memperbaiki sikap perilaku dan wawasan kehidupan ke masa depan. 

(18.11.2022-Endepe)

Referensi:

Priyohadi, Nugroho Dwi., 2011, Mengasihi Anak Sepenuh Hati, Yogyakarta: Pustaka Rahmad dan Penerbit Panduan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun