Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Marah yang Tepat pada Anak

18 November 2022   05:44 Diperbarui: 25 November 2022   04:43 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memarahi anak (Sumber: Shutterstock)

Daniel Goleman (dalam Priyohadi 2011), mengatakan adanya strategi SOCS.

Yakni situation, option, consequence, and solution.

Situation. Pelajari situasi anak yang akan dimarahi (baca= nasehati) apaah dalam kondisi lelah, pikiran tidak konsentrasi, atau memang tipe pemberontak). Pelajaran ini agar sasaran nasehat mengenai kemarahan, dapat direspon secara positif oleh anak.

"Saya tahu mama marah dengan tujuan yang baik, maka saya diam saja dan tidak membantah sambil berusaha mengingat salah saya di mana, dan bagaimana memerbaikinya," ungkap anak yang paham dan beruntung punya orang tua yang suka mempelajari situasi anak manakala mau memarahinya (baca = menasehatinya).

Option, pilihlah metodologi marah yang tepat. Tidak semua anak tahan bila dibentak atau diberitahu dengan nada tinggi, ada pula yang mudah sakit hati atau kecil hati. Situasi yang paling berbahaya adalah anak bunuh diri karena barusan dibentak bentak dan dimarahi orang tuanya. 

Maka orang tua perlu memilih metodologi marah yang tepat. Bisa saja dengan dialog, dan secara perlahan bisa naik ke nada tinggi namun tidak dengan penuh luapan emosi. Marah dengan sabar, itulah opsinya. Bisa? Silakan dicoba.

Consequence, artinya orang tua perlu memetakan konsekuensi dari kemarahannya. Harapannya pasti adalah agar anak patuh, mau mendengarkan nasehat meski disampaikan dengan nada keras, dan anak paham kesalahannya. Namun kadang juga orang tua marah oleh penyebab yang sudah lewat.

"Lho Mamah...kan kemaren tentang ini sudah kita seleseikan, kok sekarang Dedek dimarahi lagi dengan masalah kemaren?" Keluh seorang anak.

Nah, itu artinya di anak rasional karena marah adalah hak orang tua, namun anak juga berhak untuk memetakan sumber kemarahan orang tua.

"Kalau ortu marah dengan alasan jelas, ya saya terima. Namun kalau membabi buta, mendingan kabur dari rumah," imbuh seorang anak.

Solution. Ya setiap marah harus ada penyebab, metodologi, dan solusi. Bukan asal marah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun