Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rezeki Itu Perlu Dijemput dengan Tuntunan Agama

3 Juli 2022   05:52 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:16 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flier Pondok (Dok AnNur)

"Menjemput beberkahan rezeki itu perlu dengan tuntunan agama, "demikian dikatakan  Ust. Dr. KH. Mukh Nursikin, M.Si, Pengasuh Pondok Pesantren Modern An-Nur Pabelan Kab. Semarang Jawa Tengah pada Forum Diskusi Terbatas Album 14 (2/7/2022) di Salatiga beberapa waktu yang lalu. Diskusi tersebut sebagai bagian dari Bakti Sosial Album 14 yang berlangsung sukses beberapa waktu yang lalu dengan didukung publikasi melalui media Kompasiana ini. Para jamaah mengucapkan terima kasih atas publikasi melalui rubrik Joglosemar Kompasiana. 

 Lebih lanjut Ustadz Dr H Nursikin MAg yang dikenal sebagai aktivis Album 14 tersebut menyitir firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

wa maa ming daaabbating fil-ardhi illaa 'alallohi rizquhaa wa ya'lamu mustaqorrohaa wa mustauda'ahaa, kullung fii kitaabim mubiin

"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6).

 HIKMAT BERSYUKUR

Memang kita semua mafhum bahwa bersyukur kepada Allah Swt, tidak ada yang bisa dijadikan tempat berlindung, bernaung dan juga meminta, hanya Allah Swt semata. kita selalu berharap semoga Allah yang Maha Mencukupi rezeki dan menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya.

Manusia diciptakan oleh Allah Swt dilengkapi dengan fasilitas yang luar biasa dan juga diberikan rezeki yang melimpah. Rezeki, umur, kematian, jodoh ditetapkan ketika manusia berumur 120 hari dalam rahim ibu. Rezeki ada yang baik ada juga yang buruk, tergantung cara kita menjemput dan mendapatkanya. Rezeki  yang baik tentunya didapatkannya dengan jalan kebaikan, rezeki yang buruk disebabkan cara menjemput dan mendapatnya dengan keburukan atau tercela yang tentunya bias dari aturan agama.

Setiap makhluk sudah ada rezekinya. Rezeki merupakan pintu kehidupan yang seharusnya disyukuri dengan nikmat. Rezeki datangnya dari Allah SWT, karena Allah SWT merupakan Maha Pemberi dan Maha Kaya Misalnya, Allah menciptakan pepohonan yang terbatas gerakannya. Karena pohon tidak lincah, tidak agresif dan lainya, maka makanannya didekatkan lewat akar rezekinya didekatkan, ini tentunya sengaja diatur oleh Allah Swt. Begitupun binatang, misalnya singa, pada waktu masih bayi dia tak bisa mengejar rusa atau binatang lainnya, maka Allah menyediakan air susu di tubuh induknya. Ketika air susunya berhenti, Allah Swt menggantinya dengan makanan yang diburu induknya. Setelah besar dia berburu sendiri. Singapun makin kuat fisiknya, makin tinggi kualitas ikhtiarnya untuk mendapatkan buruannya.

Begitupun manusia, dalam perut ibu rezekinya masuk lewat tali ari-ari karena belum bisa berbuat apa-apa. Setelah lahir, walau tali ari-ari digunting, tetap saja manusia bertemu dengan rezeki lewat air susu ibu. Saat air susu ibu berhenti, Allah Swt menyediakan berbagai makanan dan minuman yang kalau lapar tinggal menangis/merengek, maka rezeki akan dating dengan segera lewat orang tuanya. Makin dewasa harus makin gigih ikhtiarnya menjemput rezeki karena Allah telah menyiapkan kekuatan fisik, akal dan panca indera.

Dalam hal ini Allah berfirman dalam QS Ibrahim ayat 34

Wa tkum ming kulli m sa`altumh, wa in ta'udd ni'matallhi l tuh, innal-insna laalmung kaffr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun