Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (QS. Ibrahim, 34).
Dalam konteks ayat ini manusia janganlah malas mencari nafkah atau rezeki, binatangpun selalu berikhtiar berusaha untuk mendapatkan rezekinya. Pernah pada suatu ketika Rasulullah Saw. pernah terkesan kepada burung yang pergi dengan keadaan perut kosong, akan tetapi setelah ia terbang kembali dengan perut terisi dan kenyang. Kuncinya adalah terbang (bergerak/iktiar) dan itu tidak munkin akan didapatkan dengan sayap yang malas. Binatang yang tak punya akal saja berikhtiar hingga bisa bertemu dengan rezekinya. Maka mustahil jika manusia yang dilengkapi Allah dengan akal yang sempurna tak bertemu dengan rezekinya.
Maha Agung Allah Swt. sudah menyiapkan manusia dengan perangkat ikhtiar lahiriah dan ruhaniah. Kita membutuhkan tokoh-tokoh ekonom yang tak hanya kuat berpikir, tapi juga bisa menggerakkan potensi yang ia miliki. Membangkitkan kondisi ekonomi tak hanya dengan teori duniawi belaka, tetapi juga harus dengan teori tentang bagaimana Allah Swt membimbing kita menemukan rezeki yang tentunya yang halal dan thayib.
"Jikalau merasa ada masalah dengan rezeki kita, maka harus mengevaluasi (bermuhasabah) sikap kita terhadap rezeki yang Allah Swt berikan. Karena ada orang yang diberi rezeki, namun rezekinya berubah menjadi musibah, karena terkadang salah menyikapinya. Jangan-jangan Allah telah memberi banyak, tetapi kufur nikmat dan tidak merasa puas dan malah jauh dengan syukur nikmat kepada Allah Swt, "imbuh Ustadz Dr H Nursikin, MAg.
"Alhamdulillah kita saling mengingatkan, bahwa memang bersyukur dan beristighfar adalah kewajiban kita sebagai manusia yang lemah tidak berdaya, hanya dengan pertolongan Allah kita berharap, "kata H. Ir. Eko Budi Wahyono MSi, Ahli Pertanahan yang dikenal sebagai Ketua Rombongan Album 14 Kota Yogyakarta.
"Bagaimana pun memang manusia itu lemah, meskipun tetap wajib berusaha dengan penuh harap kepada Allah, "sela Dr. H. Teguh Wibowo ST MT Ahli Rekayasa Teknologi Tenaga Surya yang selain aktivis Album 14 juga dosen di perguruan tinggi swasta terkenal di Yogyakarta. Ikut hadir juga dalam acara bakti sosial Salatiga antara lain H Wardana, H Yoyok, H Dr Selo, H Nugroho, H Setyawan Sigit, H Anom, Hj Luluk, Hj Ratna Anom, dan masih banyak lagi.
Pada kenyataannya, manusia harus giat dalam menjalankan usahanya, tentunya berpegang pada prinsip agama yaitu amanah dan bertanggung jawab. Manusia harus mampu memanfaatkan tenaga serta ide berfikir yang telah Allah Swt berikan untuk mencari rezeki. Allah Swt sesungguhnya tidak menyukai orang yang bermalas-malasan dan panjang angan-angan (berkhayal).
Usaha dan doa yang optimal untuk menjemput keberkahan rezeki harus seiring dengan tuntunan agama dan tentunya amalan yang disukai Allah tentunya. Amalan yang bisa membuka pintu rezeki misalnya disiplin sholat tepat waktu, memperbanyak ampunan kepada Allah (istighfar), menyambung silaturahim, bersedekah, berbuat dengan siapa saja, saling tolong menolong dan masih banyak hal yang telah diajarkan agama. Cara menjemput rezeki ini in syaa Allah adalah cara yang Allah sukai, dan akan mempertemukan kita dengan rezeki yang berkah dan bermanfaat.
SELALU PENUH PENGHARAPAN