Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidupku Ajaib Tanpa Overthinking

20 Maret 2021   20:49 Diperbarui: 20 Maret 2021   21:02 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihat bedanya (foto: kumparan.com) 

Kebanyakan mikir, mungkin itu yang dirujuk dengan frasa overthinking. Apa-apa dipikir, apa-apa ditelusuri apa hubungannya dan bagaimana dampaknya. Namun, kalau saya rasa, saya malah kebalikan dari overthinking. Yakni underthinking. Apa-apa tidak dipikir. Lebih dirasa. Atau diroso lan pangaroso. Lebih didekati dengan permenungan. Namun, saya coba mememetakan bagaimana overthinking menjadi bahaya bagi kesehatan jiwa dan fisik kita. 

Berpikir memang hal yang biasa. Apalagi bagi kleyan yang suka perencanaan, sebelum melakukan sesuatu memanglah hal yang wajar. Namun, jika kamu selalu berlebihan dalam memikirkan sesuatu hingga mengorbankan banyak waktu, kemungkinan besar kleyan overthinking. 

Hal ini tentu tidak boleh dianggap sepele karena bisa bedampak buruk bagi kesehatan mental dan fisikmu. Jadi mikiran, memang merujuk kepada kondisi yang serba khawatir, cemas, nervous, anxiety, stress, dan depresif. Maka dikenal adanya irational anxiety, kecemasan yang tidak rasional. Jadi overthinking yang dimaksudkan secara negatif, sepertinya merujuk kepada irational anxiety. Kecemasan yang berlebihan.

Kita coba melihat bagaimana overthinking dipahami oleh awam, yakni istilah untuk perilaku memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. 

Hal ini bisa dipicu oleh adanya kekhawatiran akan suatu hal, mulai dari masalah sepele dalam kehidupan sehari-hari, masalah besar, hingga trauma di masa lalu, yang membuat kleyan  tidak bisa berhenti memikirkannya.

Hidup Untuk Hari Ini 

Saya diberitahu oleh banyak literatur, bahwa masa depan belum tentu, masa lalu pasti sudah berlalu, dan kita hidup di masa kini. Maka, antisipasi terburuk tentang masa depan, dan siaplah untuk menerima hal terbaik di hari ini. 

Ya pasti masa depan orang bisa mengkhawatirkan. Dan satu-satunya yang lebih sehat adalah hope, adanya harapan. Bukan overthinking.

Dan ini sudah berulang kali terjadi pada banyak tokoh masyhur. Misalnya, Victor Frankl yang hidup di zaman holocoust pembantaian kaum Semit di Jerman. Sebagian sahabatnya tewas sebelum dieksekusi karena stress dan depressi. Namun Frankl bisa lolos, tetap hidup dan melewati penjara Nazi sampai era kebebasan pasca Perang Dunia II. 

Maka, ditemukanlah frasa Kebermaknaan Hidup. Ya namanya nalar Barat, intinya hidup harus optimis meski saat ini dalam kondisi kritis. Sedangkan bagi kaum beriman, hope diletakkan kepada Janji Janji Tuhan akan adanya kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan bagi orang yang sabar.

Overthinking memang menjadi negatif kalau diarahkan dengan banyak kekhwatiran tentang masa depan, atau hari esok, atau jangan-jangan ada apa-apa nantinya. Dan sejenisnya.

Namun kalau overthinking adalah diarahkan ke proyeksi masa depan yang optimis dan positif, maka bukan lagi "over", melainkan"proportional thinking". 

Nah saya sendiri merasa tidak overthinking. Di saat cemas dan khawatir, pengalaman dan pengamatan, maka berpuasa adalah terapinya. Orang puasa itu kegembiraannya minimal ada 2, yakni ketika ketemu waktu berbuka, dan nanti berharap adanya janji Tuhan akan pahala yang sangat khusus.

Jadi bagi kleyan yang sedang merasa overthinking, berpuasa saja. Nanti akan ada hope yang sangat jelas: setidaknya menunggu waktu berbuka. Dan ada nuansa gembira bahagia. Dan rasa bahagia itu akan menjadi psikoteraputik bagi jiwa. 

Saya sudah membuktikannya. Banyak keajaiban yang saya temui dalma hidup ini. Ada orang baik yang pernah menawari saya pekerjaan baru, "Eh lu kerja di gua saja, saya liat lu prospek di perushaanku."

Ya saya tahu maksud beliau baik. Lantas saya bertanya berapa gaji di posisi yang ditawarkan ke saya. Beliau sambil berbisik mengatakan sebuah angka. Dan saya pun tersenyum tanpa bermaksud mengecilkan upaya beliau. Saya berterima kasih dan sangat senang dengan upayanya itu.

Dan, nilai gaji yang ditawarkan ke saya itu 1/5 dari take home pay yang saya terima saat itu.

Ya mungkin di mata orang tersebut, saya kelihatan overthinking. Namun sebenarnya saya sedang menikmati proyeksi-proyeksi pemikiran masa depan dan bagaimana kita harus mengantisipasinya. 

Ya begitulah. Realitas hidup antara overthinking bisa beda antara yang melihat dan yang menjalani. (20.03.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun