Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Suriname, Belanda, Jawa, dan Indonesia

19 Maret 2019   13:15 Diperbarui: 20 Maret 2019   17:35 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Melintas desa perbatasan Belanda - Jerman

Menggunakan pesawat terbang kecil Transavia Airlines setelah berangkat dari Malm Swedia naik kereta api, ke bandara (bandar udara: air port) Kopenhagen yang juga terkenal dengan nama Kastrup, menuju Rotterdam air port. Sesampai Roterdam kami ditransfer melalui bus nomor 33, lantas ganti naik tram, sampai berhenti di Hotel Maritime persis di depan jembatan Rotterdam.

Jadi bisa dikatakan ini adalah semacam studi banding, yang kalau dilakukan oleh anggota DPR kita pasti jadinya malah heboh. Kunjungan 6 hari tersebut dijejali dengan agenda diskusi dan presentasi di Port of Rotterdam (ketemu dengan Otoritas Pelabuhan), mengunjungi Marine Safety Rotterdam, sekaligus mengunjungi terminal container full otomtais system ECT maupun Maasvlakte dan EMO.

Antara Suriname, The Netherlans, dan Indonesia

Oleh: masenugik

Berangkat tanggal 17, dan pulang tanggal 23 April 2005, adalah fieldtrip yang kami lakukan ke Negara Belanda alias the Netherlands.

Menggunakan pesawat terbang kecil Transavia Airlines setelah berangkat dari Malm Swedia naik kereta api, ke bandara (bandar udara: air port) Kopenhagen yang juga terkenal dengan nama Kastrup, menuju Rotterdam air port. Sesampai Roterdam kami ditransfer melalui bus nomor 33, lantas ganti naik tram, sampai berhenti di Hotel Maritime persis di depan jembatan Rotterdam.

Jadi bisa dikatakan ini adalah semacam studi banding, yang kalau dilakukan oleh anggota DPR kita pasti jadinya malah heboh. Kunjungan 6 hari tersebut dijejali dengan agenda diskusi dan presentasi di Port of Rotterdam (ketemu dengan Otoritas Pelabuhan), mengunjungi Marine Safety Rotterdam, sekaligus mengunjungi terminal container full otomtais system ECT maupun Maasvlakte dan EMO.

Sesi lain adalah mengunjungi STC (Shipping & Transport College) Rotterdam, IHC Holland, Port of Amsterdam United Amsterdam Stevedores, Ceres Paragon container terminal, Port of Antwerp Belgia, P&O Needloyd presentation , Damen shipyard di Gorinchem (TNI AL beli kapal di sini, damen.nl) , dan UNESCO IHE yang merupakan sekolah teknik di bawah otoritas PBB (United Nations).

Bicara masalah studi banding, itu malah berkesan laporan seminar. Jadi, saya akan bercerita sisi lain tentang fieldtrip ini.

Perasaan pertama tiba di negeri Belanda ini adalah gemeter tambah jengkel, kok bisa-bisanya Negara kuecil cuilik menthik ini pernah menjajah lebih dari 350 tahun. Dari fisik geografisnya saja, Indonesia jauh lebih besar ketimbang negeri Kincir Angin ini. 

Jejak zaman kolonialisme masih ada, misalnya di depan Hotel Maritime, menyeberang jembatan Rotterdam, masih utuh pergudangan dengan nama Java, Borneo, Sumatra, Celebes, yang mewartakan bahwa zaman tempo doeloe itu adalah gudang VOC (Kumpeni Londo), tempat menampung hasil import ala penjajahan dari Indonesia, berdasarkan tempat pulau asalnya.

Anehnya juga, pejabat-pejabat pelabuhan di Belanda, kalau mereka menyebut Negara Indonesia, sepertinya sebuah romantika sekaligus seperti membicarakan salah satu wilayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun