Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketakterbatasan Puisi

31 Januari 2022   23:57 Diperbarui: 1 Februari 2022   00:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Sungguh puisi itu luar biasa. Ia tak terbatas dalam segalanya.

Jika kekuasaan membelenggu kebebasan pikiran dan menyampaikan pendapat maka puisi membebaskannya. Meski ada resiko sang pemuisi harus dilenyapkan oleh kekuasaan yang angkara murka.

Jika seorang lelaki pemalu tak mampu mengungkapkan secara lisan rasa cintanya, maka dengan puisi ia bisa mengungkapkan segala isis hati dan rasa cintanya.

Jika hukum alam hanya mengenal pelangi ada tujuh warna, maka dalam puisi bisa ditambahkan warna lainnya. Bisa ditambahkan warna hitam misalnya.

Pun pula bila lazimnya matahari terbit di pagi dan tenggelam di malam hari dan bulan sebaliknya, maka dalam puisi bila dibalik semuanya. Matahari bisa saja ada di malam hari dan bulan di siang hari sesuai maksud sang pemusi yang menulisnya.

Maka menulis puisilah, sebelum menulis puisi dilarang oleh penguasa atau ahli bahasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun