Wanita tua itu hanya bisa nelangsa di hari tuanya. Ia sendirian dan kesepian di tengah ramainya dunia di sekitarnya. Di sebuah gubug tua di pinggir kota.
Ia layaknya ibu lainnya telah bekerja keras membesarkan kesepuluh anaknya. Sendirian saja karenaa sang suami telah lebih dahulu meninggalkan alam fana menuju alam baka. Ia tak berniat mencari penggani suaminya. Prinsipnya ia konsentrasi saja membesarkan anak-anaknya. Dan sang ibu berhasil karena anak-anaknya sudah berhasil dalam studi, pekerjaan, dan meniti bahtera keluarga.
Tapi tak seorangpun dari kesepulu anaknya yang kini memperhatikannya. Mereka sibuk dengan dunianya, dengan pekerjaan, dengan keluarganya. Entah sudah berapa kali hari raya, tak satupun mereka mengunjunginya. Ada saja alasannya.
Kini tinggallah sang ibu yang meniti hari tuanya dengan hati luka. Memang benar kata pepatah: satu ibu bisa mengurus banyak anak, tetapi banyak anak tak bisa mengurus satu ibunda.
Sang ibu lalu memilih ke panti jompo saja. Di sana banyak teman yang seusianya. Mungkin dengan banyak teman sebaya maka duka dan lara hatinya akan terobati jua.