lelaki. Sungai itu tetap mengalir tanpa henti. Airnya bening dan ikan wader serta udang terlihat berlari-lari. Airnya juga biasa dipakai untuk mandi dan mencuci. Pun pula sebagai salah satu sumber irigasi.
Dulu di desa itu musim kemarau tak mempengaruhi sungai di sebelah rumah sangTapi kini air sungai itu jika kemarau mengering dan hanya tinggal batu-batu kali. Memang masih bermanfaat, batu kali dipecah-pecah untuk patung dan bahan bangunan yang juga mendatangkaan rejeki. Tapi tak bisa menutupi biaya hidup sehari-hari.
Tapi lebih banyak rugi. Pemandangan jadi gersang sekali. Tanaman banyak yang mati, terutama padi.
Matinya aatanman padi berarti matinya sumber rejeki bagi sebagian besar penduduk yang petani. Dewi sri pun kelihatannya tak berkenan di hati. Dari Kahyangan ia  sebenarnya akan mencurahkan emosi. Tapi tak bisa karena taka ada teknologi.
Mengapa sungai itu kering, bisa ditelusuri. Banyak pohon di ujung bukit di desa itu yang ditebangi. Karena akan dibangun indutri. Janjinya pabrik itu akan menyerap banyak penduduk desa untuk bekerja sehingga katanya akan menghidupi.
Tapi sampai pabrik itu dibangun janji tak ditepati. Semua dikerjakan oleh sedikit orang dari luar dan oleh mesin industri.
Alhasil sungai kering, tanaman padi mati, dan penduduk desa itu kurang gizi sembari menanti janji sang pemilik industri yang tak kunjung direalisasi.