Bertobat dan mejadi kembali suci.
Itulah pesan Idulfitri.
Bertobat bagai orang yang dilahirkan kembali. Dilahirkan ke dunia, pengalaman traumatik. Maka bukannya tawa yang terungkap , tapi tangis. Sang bayi harus keluar dari kenyamanan rahim menuju dunia yang kadang menjanjikan kehidupan yang tak selalu manis. Tapi juga bagai kertas putih yang siap ditulisi riwayat kehidupan yang gemerlap bagai emas murni.
Maka bertobat di Idulfitri harus dimaknai dilahirkan kembali. Walau tidak enak karena harus mulai lagi, tapi itu harus dijalani untuk meluruskan segala yang dulunya tak sesuai kehendak ilahi.
Bertobat juga bagai berbalik dari arah pergi tuk pulang kembali. Arah diganti ke tujuan yang secara manusiawi mungkin tak dikehendaki. Arah yang lebih sesuai dengan, sekali lagi, kehendak ilahi. Mungkin sudah banyak yang disia-siakan dalam perjalanan salah arah selama ini. Tapi jangan sesali, itu harus dialami untuk lebih tahu yang hakiki.
Â