Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Segitiga Boma-Hagyanawati-Samba Membawa Celaka

26 Januari 2021   11:32 Diperbarui: 26 Januari 2021   12:31 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabu Boma Narakasura-Raden Samba-Dewi Hagyanawati (sumber gambar: world-of-wayang-purwa.blogspot.com)

Prabu Boma Narakasura, Raja Kerajaan Traju Trisna, Putera Prabu Kresna dengan Dewi Pertiwi. Gagah perkasa tapi buruk rupa karena berwajah raksasa. Sakti Mandraguna karena punya aji pancasona bumi, ia tak bisa mati selama tubuhnya menyentuh bumi.

Prabu Boma Narakasura menikahi Dewi Hagyanawati, puteri Raja Krentagnyana Raja Giyanti Putra. Pernikahan awalnya tak mulus karena Hagyanawati hanya mau dinikahi kalau Boma Narakasura berhasil membawa bunga Trijata dari kahyangan Pustaka Kawedar, tempat tinggal Batara Kuwera.

Boma Narakasura berangkat ke kahyangan untuk mengambil bunga Trijata. Akibat pertempuran bunga Trijata jatuh ke pangkuan Raden Samba, adik tirinya putera Prabu Kresna dengan Dewi Jembawati, sekaligus putera Mahkota Kerajaan Dwarawati.

Raden Samba dengan rela menyerahkan bunga itu pada Kakaknya Boma Narakasura dan menikahlah Boma dengan Dewi Hagyanawati. Tapi Hagyanawati tak sepenuh hati menerima cinta Boma Narakasura, justru hatinya terpaut ke Raden Samba yang tampan menawan. Cinta itu tak bertepuk sebelah tangan karena Raden Samba ketika melihat Hagyanawati teringat gadis yang ditemuinya di mimpinya. Namun sesungguhnya bagi Samba itu juga pengkhianatan karena ia telah menikah dengan Dewi Sagitawati dan dalam kondisi mengandung anaknya.

Dan meski sudah resmi menikah, Dewi Hagyanawati tak pernah mau melayani Prabu Boma Narakasura. Ia mau melayani asal dibuatkan jalan antara Traju Tresna dan Negeri asal Sang Dewi Giyanti Putra. Sebuah syarat yang berat yang tak bisa dipenuhi Boma Narakasura karena jalan itu harus melewati istana yang sangat wingit istana Gada Medana tempat para leluhur dikebumikan.Sebuah syarat yang dibuat-buat dan hanya sebagai alasan.

Boma Narakasura tahu perselingkuhan itu, dan berniat menikahkan saja adik tirinya dan isterinya daripada berselingkuh terus menerus. Taapi dalam perjalanan bertiga, kendaraan Boma yang disebut Garuda Wilmana melakukan provokasi. Boma akhirnya cemburu dan membunuh Samba dan Hagyanawati dan memotong tubuh mereka berkeping-keping.

Batara Kresna sedih mendengar kabar berita itu dan menaruh dendam pada Boma Narakasura, meski dia puteranya sendiri. Maka ketika terjadi perebutan panglima perang Baratayudha dari pihak Pandawa antara Gatutkaca dan Boma Narakasura. Tatkala Gatutkaca terdesak, Kresna melepaskan Senjata Cakra dan terbunuhlah Boma serta terpilihlah Gatutkaca sebagai panglima..

Tiba-tiba terdengar suara di angkasa dari Dewa Nagaraja , Kakek Boma Narakasura, yang mengatakan: "terkutuiklah engkau Kresna karena engkau tak sejalan kata dan perbuatan. Saya tetap membela Boma Narakasura, cucuku, yang membunuh karena membela kehormatannya. Yang bersalah adalah Samba dan Hagyanawati".

Cinta segitiga berujung celaka. Bisa jadi pelajaran bagi kita. Berpikirlah selaksa sebelum melaksanakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun