Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Cinta Bima-Dewi Arimbi: Hati Lebih Penting dari Rupa dan Srata

25 Januari 2021   16:21 Diperbarui: 25 Januari 2021   16:29 7922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raden Bima (sumber gambar: wayang.wordpress.com)

Ketika kalah berjudi dadu dengan Kurawa, diusirlah Dewi Kunti dan putra-putranya yakni Pandawa Lima ke Hutan Amarta

Di tengah usaha mereka membangun kerajaan dengan membersihkan hutan, marahlah penguasa hutan Raja Arimba.  Akhirnya terjadilah Pertempuran antara Bima dengan Arimba. Arimba tewas.

Muncullah adik Arimba, Dewi Arimbi. Di tengah kesedihan melihat sang kakak Arimba meninggal, ia melihat Raaden Bima yang gagah perkasa. Lupalah akan kesedihannya dan jatuh cinta pada Bima. Ia memohon Bima menmperistrinya. Bima menolak karena Arimbi adalah raksasa betina yang buruk rupa. Mereka juga berbeda strata.

Mendekatlah Dewi Arimbi ke sng bunda dari Bisma, Dewi Kunti. Ia menangis dan berjanji bahwa cintanya pada  Bima adalah suci dan sampai mati.

Dewi Kunti jatuh kasihan, lalu didekatilah sang putera Raden Bima dan mengatakan: Lihatlah puteraku. Meski ia meski raksasa tapi hatinya cantik. Lalu BIma memandang Dewi Arimbi daan tiba-tiba dilihatnya wajah sang dewi menjadi cantik. Lalu dinikahinya Dewi Arimbi yang kemudian kelak akan melahirkan Raden Gatotkaca yang gagah perkasa.

Tak dijelaskan memang apakah memang Dewi Arimbi berubah rupa menjadi cantik, ataukah karena hatinya cantik maka Bima lalu melihat bahwa rupa sang dewi ikut terbawa cantik.

Dalam cinta sejati, rupa atau wajah menjadi pertimbangan kedua. Yang penting adalah hati yang cantik dan mau mencintai setulus hati. Atau apa yang ada di hati akan terpancar pula di wajah diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun