Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sherlock, Sinetron, dan Sepasang Korban

15 Januari 2021   00:17 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:28 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari pxhere

Bukannya menjawab, Rahadian malah bertanya pada Rohana, "Saya atau Ibu yang harus menjelaskan?"

Rohana menatapnya beberapa saat, sebelum tersenyum pasrah. "Bapak polisi ternyata pintar-pintar. Iya, saya yang membunuhnya. Tidak secara langsung. Saya suruh Jabir, pembantu, untuk melakukannya. Tapi saya yang merencanakan. Racun serangga dan surat itu ide saya semua. Saya suruh Jabir membuntuti, memaksa Alfian minum racun - dengan ancaman untuk membunuh Fitria jika pemuda itu menolak, lalu tetap membunuh Fitria setelahnya."

"Demi Tuhan," teriak Kadjat. "Kenapa kau melakukannya? Kau cemburu?"

Rohana menggeleng dengan dingin. "Aku melakukannya untukmu. Aku tidak ingin kau sakit hati jika sampai Fitria balik sama Alfian. Aku ingin kau berpikir Fitria tetap setia padamu."

Kadjat kebingungan. "Tapi bukankah Fitria memang setia....??"

Rohana tertawa. "Kau dan yang lain mungkin mengira begitu. Bahwa Fitria itu matre sehingga tidak mungkin kembali pada mantannya yang miskin. Aku pura-pura sependapat. Tapi aku tahu semua tuduhan itu salah."

"Kau...kau tahu dari mana?"

"Sejak awal Fitria bercerita padaku. Dia menerima lamaranmu karena dipaksa orang tuanya. Dia minta mobil dan segala macam itu bukan karena dia matre, tapi karena benci padamu. Itu cara dia untuk mengatakan bahwa kau harus membayar mahal untuk mendapatkan tubuhnya."

Kadjat melotot sampai kacamatanya melorot.

Rohana melanjutkan, "Sewaktu mendengar Alfian mau bertemu, Fitria memutuskan untuk kabur bersamanya. Aku tahu karena dia juga bercerita padaku. Fitria mengira aku akan senang karena tidak lagi punya saingan. Dia keliru."

"Ke...keliru?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun