Mohon tunggu...
Nuey A Setiawan
Nuey A Setiawan Mohon Tunggu... -

Mencoba berbagi untuk lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi - JK Harus Mewaspadai Barisan Sakit Hati yang Tidak Mendapat Jabatan.

6 Januari 2016   09:46 Diperbarui: 6 Januari 2016   12:19 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Setelah satu tahun lebih berkuasa Jokowi - JK masih juga belum dalam performa yang ideal.
Kabinet harus terjadi reshuffle pada Jilid satu yang lalu, dan di mungkinkan akan terjadi reshufle Jilid Dua. untuk Reshufle Jilid Dua ini agak riskan, saya ingin mengatakan, lakukan dalam waktu dekat atau tidak sama sekali.
Pertama, Mentri adalah jabatan yang membutuhkan pemikiran kedepan, ( 1 s/d 5 tahun,) perencanaan, terlibat penyusunan APBN, terlibat penyusunan UU, dan terlibat penggunaan Anggaran, serta harus aktif terlibat dalam pembangunan Indonesia, pada akhirnya seorang Mentri harus bertanggung jawab atas terlaksananya hal tersebut,

Apakah Kita melihat jabatan seorang Mentri adalah sebuah beban yang ringan,?
sangat di mungkinkan semua orang yang dekat dengan Jokowi merasa pantas menduduki jabatan Mentri, dan banyak juga Partai yang konon menjadi " oposisi' ingin ikut berebut menjadi bagian kabinet,

Tidak semua orang yang dekat dengan Jokowi ataupun Partai Koalisi KIH dapat dengan mudah menduduki Kursi Mentri, dan sebaiknya juga apabila orang - orang yang merasa dekat tersebut menyadari akan kemampuan diri masing - masing, sebaik baiknya orang yang mampu menduduki Kursi Mentri adalah orang yang ber'integritas tinggi, dan menjunjung kejujuran serta bebas kepentingan pribadi dan golongan, ( harus mementingkan Rakyat.) bagaimana untuk melihat integritas tersebut,? lihatlah kehidupan pribadi individu tersebut, sejauh mana sosok tersebut menggunakan moral yang baik dalam hidupnya, bagaimana pencapaian usaha pribadinya, bagaimana pencapaian karakteristik komunikasinya, ( modal awal kelayakan.)

Reshufle adalah hak preogratif Presiden, siapapun itu tidak dapat mencampuri, entah legislatif, yudikatif ataupun personal, semua harus tunduk pada hak yang melekat pada Presiden, kecuali Presiden meminta pertimbangan, seperti saya sebut di atas, apabila Presiden meminta pertimbangan, semua harus memberikan masukan yang baik secara umum. " bukan baik secara menyelipkan kepentingan." di sinilah akar dari buruknya pertimbangan tersebut hingga terjadi Reshufle Jilid satu, apabila pertimbangan yang di berikan secara baik dan matang tanpa terselip kepentingan tentu tidak akan ada reshufle Jilid satu, dan hasil pertimbangan buruk tersebut pun masih menyisakan beberapa Mentri yang " duduk manis tanpa efektif bekerja."
apakah harus di reshufle Mentri Mentri tersebut,? Itu hak Jokowi seperti saya sebut di atas, ada baiknya segera reshufle dalam waktu dekat saat ini atau tidak sama sekali. apabila Jokowi memilih tidak, berikanlah teguran yang keras dan putuskanlah mata rantai kepentingan pribadi ataupun kepentingan golongan yang di bawa sang Mentri,

Mewaspadai Barisan sakit hati yang menyerang Mentri baik. inilah hal yang perlu di cermati dan harus di analisa Jokowi - JK, barisan ini terlihat sekali menyerang Mentri yang bekerja dengan baik namun tidak menyerang Mentri yang hanya " duduk manis, alasan tersebut sudah pasti, pertama karena menginginkan jabatan yang yang mendorong seseorang untuk menggantikanya, lalu Kedua tidaklah mungkin juga menyerang sesama kolega Partai. ( dalam arti kerja baik atau tidak yang penting satu Partai.)
tercatat hal inilah yang selalu mengacaukan pemerintahan Jokowi - JK dari awal hingga saat ini terus menyuarakan keburukan pemerintahan.

Partai pendukung pemerintahan ataupun Partai bukan pendukung, tidaklah penting setelah masuk dalam kabinet, karena kabinet yang baik dan sehat adalah, apabila kader Partai yang masuk dalam kabinet, haruslah melepas semua kepentingan golonganya. ( mutlak.) namun sekali lagi Jokowi harus jeli dan tajam dalam menganalisa, di karenakan buruknya sistem pengkaderan Partai di Indonesia, untuk menjadi seorang kader hingga menjabat dalam struktural dalam Partai tidaklah sulit, yang terpenting " dekat dengan petinggi partai, dan cukup mempunyai dana penunjang. Inilah yang membuat individu baik dan cerdas enggan berpartai, namun apakah semua kader Partai itu buruk,? tentu tidak, masih ada beberapa yang baik dan bisa di andalkan ikut membangun Negara,

Lihatlah Mentri Mentri pilihan Anda yang sangat baik bekerja, dan benar - benar telah menunjukan kualitas seorang Mentri yang harus berbakti pada Negara,
Inilah sumbang saran dari Rakyat untuk Pemerintahan, reshufle atau tidak itu hak Presiden, namun waspadalah akan pembisik pembisik di sekitar Anda yang bisa membuat Anda kembali bimbang.

Semoga bermanfaat,

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun