Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari kedua Putri Di Singapura : Pelajaran dari Conrad

5 September 2025   15:57 Diperbarui: 5 September 2025   15:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: Nabelia  Kirana Putri 

Hari kedua di Singapura datang seperti tamu istimewa. Dari jendela tinggi Hotel Conrad Centennial, cahaya matahari merayap lembut, menyelinap di antara tirai putih yang bergoyang oleh hembusan pendingin udara. Gedung-gedung kaca di Marina Bay bersinar bagaikan kristal, memantulkan langit yang baru saja dibasuh fajar. Jalanan di bawah mulai ramai. Orang-orang bergegas: pegawai kantor melangkah cepat, wisatawan berjalan dengan kamera tergantung di leher, dan pedagang kecil membuka lapak.

Putri, dengan rambut tergerai dan piyama sederhana, duduk di kursi rotan dekat jendela. Tangannya memegang cangkir teh hangat, sementara matanya menatap keluar. Ia tersenyum tipis, tapi senyum itu lebih banyak berisi renungan. Hari ini, ia tahu, bukan sekadar hari kedua perjalanan, melainkan hari kedua sebuah pelajaran yang mungkin akan mengubah caranya memandang bisnis, bahkan kehidupan.

Pelajaran dari Mami

Ingatan tentang percakapan dengan mami semalam masih melekat.
"Tidak semua orang bisa menganalisa seperti mami dan papi. Mami sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk sampai di titik ini. Semua karena fokus. Mami benar-benar menekuni analisa jangka pendek. Dan sekarang, mami lebih nyaman di scalping. Itu yang membuat mami tenang."

Putri mendengarnya dengan hati bergetar. Kata-kata itu sederhana, tetapi maknanya dalam. Mami tidak sedang membanggakan diri, melainkan sedang mengajarkan bahwa kemampuan lahir dari latihan panjang, dari konsistensi, dari tekad yang tidak tergoyahkan.

Bagi Putri, pesan itu terasa seperti peta. Di dunia bisnis yang penuh keraguan, di tengah pasar yang bergerak cepat, ia tahu harus menemukan pijakan. Dan scalping---istilah yang baru ia kenal---menjadi semacam kunci.

Scalping dan Denyut Kota

Dari jendela Conrad, Putri menatap Singapura yang sibuk. Ia teringat penjelasan mami: scalping adalah mengambil keuntungan kecil, berulang kali, dengan fokus tinggi. Dan tiba-tiba, ia melihat Singapura dengan cara berbeda.

  • Orang-orang yang melangkah cepat ke MRT, seperti trader yang hanya punya detik untuk masuk pasar.

  • Mobil yang menunggu lampu hijau, seperti order yang menunggu momentum.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
    Lihat Cerpen Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun