Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Calon Mertua dan Harga Sebuah Cinta

26 Agustus 2025   12:09 Diperbarui: 26 Agustus 2025   12:09 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada resep pasti. Yang ada hanya pilihan. Dan setiap pilihan punya harga.

Kini, setelah waktu berjalan, aku belajar sesuatu:

Bahwa orang tua tidak selalu salah. Mereka hanya melihat dari kacamata mereka. Mereka pernah hidup, mereka pernah gagal, mereka pernah lapar. Mereka ingin anaknya selamat, meski dengan cara yang kasar.

Bahwa cinta tidak selalu harus memiliki. Kadang cinta cukup dengan mengetahui bahwa kita pernah membuat seseorang tersenyum.

Bahwa ikhlas itu bukan berarti lupa. Ikhlas itu berarti bisa berjalan meski ingatan tetap menempel.

Dan yang paling penting: bahwa aku tidak kalah. Aku tidak menikahi dia, tapi aku tidak kalah. Karena aku tetap berdiri, tetap bekerja, tetap mencintai hidup.

Suatu hari aku mendengar kabar: toko keluarganya tidak seramai dulu. Persaingan pasar, perubahan zaman, membuat bisnis itu goyah. Anak-anak mereka pun akhirnya harus bekerja di kota, belajar hal-hal yang dulu mereka remehkan.

Aku hanya bisa tersenyum. Hidup memang penuh ironi. Yang dulu dianggap "tidak berguna" justru menjadi jalan bertahan. Yang dulu dianggap "tidak layak" ternyata bisa lebih tangguh.

Tapi aku tidak ingin merasa menang. Karena cinta bukanlah pertandingan. Ia hanyalah cerita. Cerita yang sudah selesai ditulis, meskipun tintanya masih terlihat samar di hati.

Maka, kalau kau bertanya padaku sekarang: "Kalau calon mertua ketus, lanjutin atau tinggalin?"

Aku akan bilang: lihatlah dirimu sendiri. Apakah cintamu cukup kuat untuk menembus dinding? Apakah kau siap hidup dengan tatapan dingin di meja makan? Apakah kau siap ditimbang-timbang setiap hari dengan ukuran yang tidak pernah adil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun