Menjaga Agar Istri Tetap Dihargai
Ada satu hal yang sangat saya jaga: agar istri saya selalu dihargai oleh kedua orangtua, baik orangtua kandung maupun mertua.
Sebab sering kali, ketika pemberian dilakukan diam-diam, yang muncul justru prasangka. Orangtua bisa saja berpikir: "Ah, ini anak saya memberi, tapi mungkin tanpa seizin pasangannya." Dan di sisi lain, istri bisa merasa tidak dianggap. Padahal rumah tangga yang sehat dibangun di atas dua pilar yang sejajar, bukan satu pilar yang lebih tinggi dari yang lain.
Dengan selalu memberi tahu istri, saya memastikan bahwa orangtua menghargai keberadaan dan peran istri saya. Dan dengan begitu, doa yang mereka panjatkan pun mencakup kami berdua, bukan hanya saya seorang diri.
Menyemai Harmoni dalam Dua Keluarga
Pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati, melainkan juga dua keluarga. Dan harmoni antar keluarga itu sering lahir dari hal-hal sederhana, seperti memberi uang dengan adil dan transparan.
Ketika mertua tahu bahwa saya mendukung istri memberi untuk mereka, hati mereka pun hangat. Ketika ayah-ibu saya tahu bahwa istri saya merestui pemberian untuk mereka, rasa hormat mereka kepada istri saya bertambah. Dari situ tumbuhlah harmoni yang indah, yang tidak ternilai dengan uang berapa pun.
Jalan Sunyi Menuju Kedewasaan
Saya belajar, memberi kepada orangtua bukan hanya soal uang. Lebih dalam dari itu, ini adalah latihan spiritual. Latihan untuk menumbuhkan kejujuran, kesabaran, dan kebijaksanaan.
Setiap kali saya harus menyampaikan kepada orangtua bahwa setiap pemberian harus diketahui istri, saya sebenarnya sedang melatih diri. Melatih keberanian untuk jujur, meski mungkin terasa tidak enak. Melatih kesetiaan pada prinsip, meski kadang lebih mudah memilih jalan pintas.
Inilah jalan sunyi menuju kedewasaan. Jalan yang tidak ramai, tidak selalu disorot orang, namun memberi kedamaian mendalam di hati.