Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Bali Unik, Tiga Momen dalam satu Hari: Otonan , Ulang tahun dan Potong Gigi

21 April 2025   12:47 Diperbarui: 21 April 2025   12:47 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Upacara berlangsung(dokpri)

Saya bahagia melihat mata adik kami paling kecil berbinar, matanya yang bulat merasakan kebahagian yang dalam. Demikianlah tutur salah seorang pri paruh banya yang saya temui di salah satu tempatnya  bekerja, sebuah bengkel pengerajin kayu, di Desa Penglatan. Buleleng Bali, beberapa hari berselang.


Dia menyadari benar bahwa, Di tengah geliat zaman yang terus berubah, tradisi tetap menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Salah satu peristiwa unik dan penuh makna baru saja terjadi di kampung halamannya,  kami dapat melakukan  upacara potong gigi (metatah) yang bertepatan dengan otonan dan hari kelahiran secara masehi, untuk adik kami , paling kecil, katanya lugas. Tiga peristiwa penting ini bertemu dalam satu hari, Potong Gigi, Otonan, dan Ulang Tahun,yang menciptakan sebuah momen sakral yang jarang terjadi.Dalam daftar keluarga kami belum pernah ada,  ini bisa bertemu semasa hidupnya, dan jenjangnya tepat masih muda, dan tepat hari raya lagi. Tepatnya   tanggal 17 April 2025 silam, Hari itu pas Sugihan Jawa.   Enam hari sebelum Galungan. Sugihan jawa , berarti penyucian buawana agung, alam makrokosmus. Dan saat itu adik kami paling kecil, pas hari itu hari  ulang tahunnya ke 19. 

Saat Upacara berlangsung(dokpri)
Saat Upacara berlangsung(dokpri)

Adik kami yang paling kecil menjadi pusat dari perayaan ini. Katanya,  Kini di  usianya 19 tahun itu, sedang menempuh semester dua di bangku kuliah. Di usia yang menuju kedewasaan, ia melangsungkan upacara potong gigi sebagai simbol transisi menuju fase kehidupan yang lebih matang secara spiritual dan sosial. Tradisi ini mengajarkan pengendalian diri terhadap enam musuh batin manusia: kama (nafsu), kroda (amarah), lobha (keserakahan), moha (kebingungan), mada (kesombongan), dan matsarya (iri hati). Sebuah pesan luhur yang tetap relevan meski zaman telah berubah.

Wayang Sudamale (dokpri)
Wayang Sudamale (dokpri)

Upacara potong gigi dalam budaya Bali bukan sekadar ritual simbolik. Ia merupakan tonggak transisi dari masa remaja menuju kedewasaan, di mana seseorang secara spiritual dan sosial dianggap siap menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih matang. Potong gigi dimaknai sebagai usaha untuk mengendalikan enam musuh dalam diri manusia (sad ripu), yaitu nafsu, amarah, keserakahan, kebingungan, mabuk, dan iri hati. Ketika upacara ini dilakukan bersamaan dengan otonan---hari kelahiran berdasarkan kalender Bali---maka maknanya menjadi semakin dalam, yaitu sebagai bentuk penyucian lahir dan batin sekaligus perayaan perjalanan hidup.


Uniknya, upacara ini dilangsungkan bersamaan dengan otonan---hari kelahiran menurut kalender Bali yang jatuh setiap 210 hari---dan juga hari ulang tahunnya menurut kalender masehi. Ketiganya jarang sekali bisa bertepatan, dan karena itulah perayaan kali ini menjadi sangat istimewa. Penentuan hari otonan mengikuti perhitungan kalender Bali, dengan memperhitungkan kombinasi Saptawara (tujuh hari dalam seminggu), Pancawara (lima hari pasaran Bali), dan Wuku (siklus mingguan dalam kalender Bali).

Pelaksanaan upacara ini dilakukan di balai desa kami, disaksikan oleh keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar yang turut hadir memberikan doa restu. Suasana menjadi sangat hidup dengan hadirnya pagelaran wayang sebagai bagian dari hiburan rohani dan budaya. Wayang, sebagai media komunikasi spiritual, memperkaya makna perayaan dengan menyampaikan nilai-nilai moral dan filosofi kehidupan melalui cerita-cerita klasik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun