Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Miss You] Katastrofe Bulan Sabit Perak

31 Oktober 2018   11:00 Diperbarui: 31 Oktober 2018   11:01 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak. Aku bukan makhluk bodoh seperti yang kamu kira. Aku tahu kamu merekam ceritaku. Putar kembali, sekarang, di sini," tuturku datar, menatapnya tajam. Kulawan sisa-sisa sifat En dalam diriku, dan kembali menjadi Nebula. "Dan ingat, Geni. Semua ini nyata."

Geni terpaku. Raut bodoh itu menyulut deja vu kebencianku pada makhluk dungu berlabel laki-laki.

Tangan Geni mengeluarkan sebuah pulpen atom dari saku, kamuflase alat perekam suara yang biasa digunakan orang-orang bau yang mengaku bernama detektif.

Di hadapanku, Geni menekan sebuah tombol. Selama beberapa detik, suaraku bercampur dengan bunyi gemeresak.

"Krsssk ... krrsk ... Aku mahfum jika kamu tidak sepenuhnya paham tentang ini, Geni. Bulan Sabit Perak adalah bentuk solidaritas.

"Kami, para perempuan yang menolak kalah. Kami, yang patah hati, sadar akan hak-hak kami yang sekian lama dirampas oleh kaum laki-laki. Hak untuk bersuara, hak untuk berpikir, serta hak untuk bebas dari pandangan bahwa perempuan tidak lebih dari pajangan atau robot rumahan.

"Perasaan kami perih menyaksikan penindasan dan penjajahan pada kehormatan kaum perempuan. Industri telah mendegradasi izah kami menjadi segmentasi pasar yang mudah dipengaruhi.

"Pikiran kami dikekang oleh strategi pemasaran yang tidak berhenti menyuntikkan racun. Seolah, perempuan hanya terdiri dari fisik yang rupawan dan tutur kata yang menggoda iman.

"Tidak! Kami bukan maneken toko pakaian! Kami bukan boneka yang harus selalu berdandan manis bak gula-gula. Perempuan adalah jiwa, perempuan adalah pikiran, perempuan adalah nyawa.

"Tapi, kamu tahu, kekuatan kami terpenjara oleh stereotip buta ...

"Untuk itulah, Bulan Sabit Perak ada. Kami ingin menciptakan entitas perempuan yang tangguh, dan tahan banting. Anggun, sekaligus berani melawan. Perempuan-perempuan yang akan melahirkan generasi yang sadar, bahwa dunia butuh lebih dari sekadar kesenangan dan tawa-tawa yang melenakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun