Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ketika Kabut Itu Pergi (2) #5

16 September 2018   13:46 Diperbarui: 18 September 2018   01:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di padang peristirahatan ini, kami bertahan cukup lama. Pemuda berkacamata, berwajah pucat, yang aku lupa namanya, mendadak sesak napas. Dengan cekatan, panitia memberi pertolongan. Dibantu seorang pendaki lain yang kalau tidak salah, mahasiswa kedokteran.

Aku diam saja, terpaku menatap mereka. Peserta lain juga. Tidak ada yang berani mendekat. Tidak ada yang bisa dilakukan selain bernapas dan melihat-lihat. Pasalnya, dalam kondisi ini, kerumunan orang malah memperkeruh suasana.

Apalagi, jika aku mengatakan bahwa ada orang aneh yang terus mengikuti kami. Maka lagi-lagi, aku harus bungkam.

Pria bertopi hitam mengintai kami dari balik rerumputan tinggi. Persis seperti singa yang mengincar mangsa.

Namun, bisa juga sebaliknya. Anak beruang yang kehilangan induk juga seringkali bersembunyi, mengintip ketakutan.

Kuhempaskan tubuh di atas daun-daun kering. Pria itu masih di sana. Diam-diam, aku balik mengawasinya. 

Alih-alih takut, aku justru merasa takjub. Pada sepasang mata itu tidak ada sorot bahaya. 

Ingin rasanya aku mendekat, mengajak bicara, menyelami pikirannya. Kalau perlu, aku bersedia menjadi teman untuk menontoni orang-orang.

Aneh sekali. Tapi, aku patah hati ketika dia tahu-tahu pergi. Ada kesamaan yang tidak mudah dijelaskan antara pria itu dengan Jay. Sorot mata mereka hampir serupa.

Kutebak, warnanya juga sama coklat tua.

"Siap-siap. Kita berangkat lima belas menit lagi ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun