Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mimpi dengan Mata Terbuka

12 September 2018   23:33 Diperbarui: 13 September 2018   15:23 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu nyata?

***

Menemukanmu dalam tidur, hanya akan membuatku lebur. Menjadi debur kesekian yang lelah menggoda karang. Kamu adalah timur, ketika aku tidak mampu menjadi barat yang menjadikanmu tertambat.

Sedangkan malam, selalu memberi petunjuk agar aku tetap tersesat. Masuk ke lorong sepi agar aku tidak perlu sibuk menepi. Kamu berdiri di persimpangan, dan aku lupa cara berjalan. Aku hanya mampu berbisik pada kupu-kupu bersayap biru, untuk hinggap di pundakmu.

Ya, tanpa pesan. Aku tidak ingin bicara pada sebuah hologram pikiran. Kamu ada di sana bukan untuk kulimpahi perasaan. Kamu adalah mimpi, selama mimpi belum menjadi kamu. Aku memilih bermimpi, karena pagi tidak ingin dinanti.

Berapa lama aku tenggelam?

Kamu sudah luruh dalam azan dini hari yang terdengar dari jauh. Beberapa ratus menit lagi, matahari akan meninggi. Aku tidak bisa pura-pura mati. Barangkali, senja sudi datang lebih awal hari ini.

Tunggu, kapan terakhir kali aku terjaga dengan perasaan hangat?

Pagi itu sungguh berbeda. Kamu masih ada, dan mataku sudah terbuka.

***

Aku bertanya sekali lagi, "Apakah kamu nyata?"

***

Cimahi, 10 Oktober 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun