Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apresiasi untuk Perajin Kata Rubrik Fiksiana Kompasiana

8 Agustus 2020   12:39 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:33 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fiksiana dari quotes.pub

Salah satu rubrik jujugan di Kompasiana adalah fiksiana. Betapa tidak? Setiap harinya rubrik yang merangkum sub novel, cerpen dan puisi ini memajang deretan karya tanpa jeda. Inilah sejumput apresiasi untuk perajin kata rubrik fiksiana Kompasiana.

Apresiasi untuk perajin kata

Mencatut perasan kata. "Menulis fiksi adalah menuangkan perasaan dan semangat hidup dalam untaian kata-kata di atas kertas. Sebuah usaha tanpa akhir untuk mendapatkan makna-makna yang berbeda."

Sahabat kompasianer perajin kata tiada henti menuangkan perasaan. Perasaan yang menyulut semangat hidup melalui untaian kata. Beliau-beliau adalah pejuang tiada lelah. Mendedah makna dari aneka sudut pandang.

Jadilah sajian tanpa batas melalui novel kadang novelet. Menambat hasrat pembaca untuk menanti bagian demi bagian. Peramu kata begitu piawai memenggal cerita di pagar penasaran. Mohon izin saya begitu sering menyimpan dalam folder untuk dibaca berurutan tanpa jeda.

Begitupun sahabat penyaji cerpen. Aneka genre dari romansa hingga misteri. Lompatan rasa yang apik begitu kaget tertelikung di ujung. Twist yang begitu sering tak terduga. Tanda kepiawaian sang perajin memikat pembaca.

Puisi menempati urutan terbanyak dari senarai isi fiksiana. Puisi itu menari, demikian kutipan dari Rumah Puisi di Bukittinggi. Terasa benar liukan puisi dengan gerakan yang dinamis antara gemulai dan libasan cepat.

Selalu kagum dan tak henti berdecak untuk aliran karya dari para sahabat peracik kata ini. Beliau memaknai karya sebagai cagar aksara. Merawatnya dengan cermat, menjaga aliran ide agar tidak mampat.

Sesekali mendapat bonus karya fiksiana dalam bahasa daerah. Semisal geguritan, puisi dalam Bahasa Jawa. Begitupun cerkak, carita cekak alias cerpen. Semakin diperkaya dengan gurindam dan pantun dalam bahasa daerah Banjar pun Manggarai.

Karya fiksiana buah dari proses kreasi tiada henti. Tak hanya menabur diksi namun menjalinnya dengan rasa sehingga penuh arti. Menghantarkan pembelajaran tanpa nada menggurui.

Suka namun tidak bisa

Bacaan awal saya di masa kanak-kanak adalah buku dari almari Bapak. Meski tidak mudheng, mengeja Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Mengernyit menyimak Atheis buah pena Achdiat Karta Mihardja.

Beruntung saat sekolah lanjutan mengenal perpustakaan. Mengerjakan tugas guru untuk apresiasi kesusasteraan. Tentunya masih seputar Pujangga Lama dan Pujangga Baru. Menyoal Chairil Anwar disandingkan HB. Jassin.

Novel perdana yang saya kenal adalah Karmila karya mbak dokter Marga T. Aha...ketahuan generasi jadulnya. Sezaman dengan Cintaku di Kampus Biru oleh Ashadi Siregar. Mengakak bersama Ali Topan besutan Teguh Esha.

Membaca novel, cerpen dan puisi pastinya lebih menarik dari tugas meringkas diktat ataupun bedah jurnal. Serial cersil Asmaraman Kho Ping Hoo dan Api di Bukit Menoreh oleh SH Mintardja mampu membuat mata melek hingga larut. Petualangan Winnetou ataupun Lima Sekawan membuat tak jemu.

Mira W, Maria A. Sardjono, Tuti Nonka, Ike Supomo, S. Mara GD., Saut Poltak Tambunan, Taufik Ismail, WS. Rendra, Sapardi Djoko Damono lebih dikenal dibanding peracik teori X. Perenungan Kang Ahmad Tohari, Romo Mangun Wijaya dan Umar Kayam membekas dalam di hati pembacanya.

Membanjirnya novel terjemahan memanjakan pembaca entah melalui perburuan diskon ataupun antri di persewaan. Danielle Steel, John Grisham yaak pengarang ini berhasil memikat jutaan penggemarnya. Karya Sidney Sheldon tak akan dilepas sebelum usai membacanya.

Menyusul era Dee, Tere Liye, Andrea Hirata, Abidah El Khalieqy atau Kang Abik dkk. Ragam bacaan novel dengan warna yang sangat berbeda.

Kembali ke judul. Senarai bacaan di atas menjadi alasan mengapa sangat menyukai rubrik fiksiana. Kini dapat menikmati novel, cerpen dan puisi dari genggaman karya para sahabat.

Suka tidak mesti bisa. Selalu tegang saat mendapat tugas guru mengarang cerita ataupun membuat puisi bebas. Masih beruntung, guru bersedia menerima tulisan yang bermula dengan frasa: pada suatu hari......

Karya fiksiana bukan hanya masalah diksi. Mencoba menuang sepiring kata dari kamus pun tak mampu hadirkan karya. Ada olahan rasa, proses enap dan hasrat ekspresi yang menyertai.

Para sahabat penulis fiksiana tidak hanya menghasilkan karya. Suka berbagi kiat dalam proses berkarya. Ada kiat menulis puisi, menyusun cerpen dan pernak-pernik fiksiana. Aneka lomba untuk memacu karya.

Sahabat pengisi rubrik fiksiana tidak akan pernah sepi dari apresiasi. Karya para sahabat mengisi jiwa pembaca dengan cara yang berbeda.

Teruntuk kompasianer peracik kata di rubrik fiksiana, apresiasi tiada terkira. Semangat terus menuangkan rasa, membabar makna melalui karya. Salam hangat kami penikmat karya sahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun