Mohon tunggu...
Taufikul
Taufikul Mohon Tunggu... Editor - www.receh.in

blogger www.receh.in

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sunita Williams, Cerita Hoax di Samping Kepul Kopi

30 September 2011   14:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:28 22399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, begitulah. Pada kenyataannya si Williams pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, bukan ke bulan. Sedangkan pendaratan di bulan terakhir dilakukan Apollo 17 pada 7 Desember 1972. Eugene Cernan-lah orang  terakhir yang berjalan di bulan.

Williams ini juga bukan wanita India pertama yang pergi pada perjalanan ruang angkasa. Astronot India-Amerika, Kalpana Chawla, merupakan wanita pertama keturunan India yang terbang di ruang angkasa.

Wikiislam juga menyebutkan dia tetap pada keyakinannya akan Dewa Ganesha setelah kembali dari ruang angkasa.

Jelas kan bawa cerita Sunita Williams itu hanyalah hoax. Di jaman ini cerita hoax lebih mudah diverifikasi kebenarannya karena akses informasi lebih terbuka, namun juga menjadikannya begitu mudah menyebar.

Seringkali kita jadi penyebar hoax tanpa kita menyadarinya karena "kekaguman" pada sejenis keajaiban. Ini sangat berbahaya, menurut saya, karena kita jadi merasa tidak bersalah bahkan seolah-olah berjasa menguatkan iman, tanpa kita berpikir dan memeriksa informasi tersebut. Dan ini tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat awam yang sekolahnya hanya SD, tapi juga terjadi di kalangan manusia kelas sarjana. Kejelian atau intuisi atau informasi, pada kenyataannya, tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat sekolah kita.

Yang mengenaskan tentu saja karena cerita di atas dikaitkan dengan agama, dengan keyakinan, dan sangat riskan jadi bahan olok-olok kepada agama tertentu. Bagi saya keimanan yang kuat bukanlah sesuatu yang timbul dari "kesaksian" (apalagi kesaksian palsu yang terus disebarluaskan dan diulang2 sehingga ada ribuan orang yang pernah mendengar dan dijadikan justifikasi bahwa cerita itu benar, "karena ada ribuan orang mendengar cerita itu") atas keajaiban. Keimanan itu dari ilmu. Keajaiban cenderung membuat kita lemah, bukan menguatkan, karena toh di agama lain juga banyak kesaksian soal "keajaiban-keajaiban."


Yak, saya sih beragama bukan karena keajaiban macam itu. Hidup saya sendiri sudah cukup jadi bukti dalam keimanan saya kok.

Hehehehe, saya hanya ingin mengingatkan, jangan sampai kita menyebarkan kebohongan, apalagi dengan wajah innocent, tanpa rasa bersalah, misalnya dengan mengatakan, "Lhah bagaimana seandainya itu memang terjadi." Oh, my god, seandainya itu loooooh.... mikir dong.

Sebaiknya saya lanjutkan nyruput kopi saja lah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun