Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Slogan dan Hijaunya Tanaman Obat di Kota Solo

31 Juli 2022   18:53 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:11 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lingkungan

Di dalam pertumbuhan  kota yang  berkualitas,  salah satu modal dasar pembangunan adalah tetap menjaga daya dukung alam lingkungan, agar terjaga antara pertumbuhan dan keadaan alamnya, yaitu terbebas dari polusi udara, bersih, segar, dan kota tetap dalam keadaan hijau agar cukup oksigen dan tahan terhadap radikal bebas.

Indonesia mempunyai banyak bermacam-macam jenis tanaman. Sebagian dari tanaman di Indonesia  dijadikan  sebagai obat. Yang terkenal adalah pohon eucalyptus,  dijadikan minyak kayu putih, yang  menyelamatkan berjuta-juta bayi sebagai ketahanan kesehatan mereka. 

Masih  banyak lagi contoh tanaman yang lain yang berjenis 'rimpang', yang sangat mudah penanaman dan perawatannya, seperti jahe untuk penghangat badan, kencur untuk obat batuk, temulawak untuk memperbaiki fungsi hati dan lain-lain.

Semua itu adalah hasil tanaman untuk pengobatan tradisional. Kekayaan  tanaman obat  ini juga menjadi salah satu arah pembangunan dengan kota hijau  di  Solo. 

Kekayaan  leluhur dalam kesehatan yang tidak akan merusak lingkungan. Karena proses pembuatan dan pembuangan limbahnya mempunyai alur,  dari alam dan akan kembali kealam, tidak akan menimbulkan pencemaran bagi bumi. 

Daerah-daerah yang  menghasilkan  tanaman obat atau yang dikenal dengan jamu di Solo raya  adalah Sukoharjo dan Wonogiri. Dimana Sukoharjo terkenal dengan sebutan daerah 'Jamu Gendong', karena daerah ini terdapat industri jamu yang setiap hari mengoperasikan ibu bapak yang menjual jamu berkeliling secara di gendong pada awalnya, karena konsumennya hanya di lingkungan sekitar saja,  lalu sekarang ada yang menggunakan sepeda atau sepeda motor dan mobil toko karena dipasarkan dengan daerah yang makin meluas.

Sedangkan di  Wonogiri terdapat jamu yang sudah diolah di pabrik yang dijadikan menjadi bubuk atau cair, dikemas secara modern dalam bungkus ataupun botol. Juga produknya ada yang berbentuk serbuk, tablet, kapsul, juga cairan siap minum yang manis rasanya. Namun  para penduduk di perkotaan atau di desa, tidak harus menjadi pengkonsumsi jamu yang dihasilkan kota ini. 

Mereka diharapkan bisa berdaya sendiri untuk menciptakan obat dihalaman rumahnya sendiri, agar bisa menjaga daya tahan kesehatan keluarganya sendiri, sehingga daerah yang menghasilkan jamu gendong dan pabrik itu bisa diberdayakan sebagai sentra wisata dan produk eksport untuk lebih mendaya gunakan keberadaannya. Dan para daerah ini bisa melayani penduduk di Indonesia secara luas.

Penggalakkan  taman warga Solo dan sekitarnya untuk mengobati keluarga sendiri terkenal  dengan program  menanam sendiri 'apotik hidup' dalam bahasa jawanya yaitu 'Empon- empon'. 

Para ibu atau warga dianjurkan menanam  tanaman obat yang jenisnya seperti  kunir, jahe, kencur , temulawak, serai, hingga pandan yang ditanam di halaman atau di tamannya  secara mandiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun