Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Slogan dan Hijaunya Tanaman Obat di Kota Solo

31 Juli 2022   18:53 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:11 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Solo selalu bangga menjadi tempat yang menunjukkan bahwa kota ini ikut andil dalam "presidensi G 20 ". Di  kota Solo, yang  terkenal dengan kota batik ini, juga demikian. 

Pura Mangkunegaran diikuti tempat-tempat lainnya, susul-menyusul menyelenggarakan acara untuk menyandang Presidensi G20. Ada kata yang membangkitkan Solo untuk bersemangat selalu membuat inovasi dalam palaksanaan Presidensi G20 yaitu slogan  " Sesarengan Gumregah, Sesarengan Jumangkah ".

 Di Bank Indonesia, yang merupakan bangunan bersejarah juga menjalankan semangat  slogan  tersebut. Situasi yang sepertinya ini memang merupakan spirit yang diberikan pemerintah untuk warga agar merasa besar hati setelah sekian lama berjuang melawan virus Covid-19 yang sampai sekarang masih beranak-pinak. 

Dengan slogan  ini,  bisa  menjadikan  perasaan  dihati para warga kota Solo, bahwa pemerintah hadir menemani kebangkitan  kesadaran menghadapi situasi pandemi. Hal  seperti itu memang  sudah seharusnya selalu terbangun di  setiap warga, agar  menjadi bersemangat   untuk menapaki kemajuan kehidupan.

"Sesarengan gumregah, sesarengan jumangkah" adalah Bahasa Jawa. Arti dari  'sesarengan' adalah 'bersama-sama'. 'Gumregah' itu adalah 'bangun dari tidur yang sangat enak', atau 'lamunan' atau 'sesuatu yang tidak mengerjakan apa-apa', lalu 'bangun dengan suatu kesadaran untuk siap berbuat sesuatu'. Itulah arti dari 'gumregah' dari basa Jawa tersebut. 

Secara  umum diartikan 'bangun'.  Sedang 'jumangkah' artinya yaitu 'melangkah'. Namun 'melangkah'  di sini dimaksudkan melangkah dengan langkah yang lebar. Bukan langkah yang 'thimik-thimik' dari bahasa Jawa yang artinya 'berjalan dengan langkah kecil-kecil dan santai'. Langkah lebar dan gagah siap menerjang rintangan untuk menuju kemajuan.

Itulah gambaran harapan suatu kota yang bersemangat,  yaitu kota Solo -- Jawa Tengah,  setelah dua tahun pandemi,  untuk memulihkan keadaan. 

Kini, pembukaan kembali tempat -- tempat wisata dan budaya serta sentra-sentra ekonomi adalah cara agar pulih dari trauma sakit yang sangat panjang. Tentu saja dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan disiplin,  karena virus Covid-19 masih ada. Juga penggalakan vaksin.

Dua tahun harus membatasi pergerakan, berada dalam rumah dengan beraneka beban yang disandang. Kini dalam keadaan yang lebih baik,  semua harus bangkit. 'Sesarengan Gumregah, Sesarengan Jumangkah',  'Bersama-sama Bangkit, Bersama-sama Melangkah' menjadi pengobat dari semua derita panjang  pandemi selama ini. Tidak  usah lagi menengok ke belakang. Ketika  Maret 2020,  virus korona yang  populer itu datang.  

Anggap  saja semua  itu adalah  perjalanan kota yang harus terjadi. Kini,  seluruh kota akan bersama bangkit dan bersama melangkah, melupakan semua itu dengan langkah tegap dan bahagia. Tumbuh dan pulih kembali dari sakit yang sementara untuk berjaya selamanya.

           

Lingkungan

Di dalam pertumbuhan  kota yang  berkualitas,  salah satu modal dasar pembangunan adalah tetap menjaga daya dukung alam lingkungan, agar terjaga antara pertumbuhan dan keadaan alamnya, yaitu terbebas dari polusi udara, bersih, segar, dan kota tetap dalam keadaan hijau agar cukup oksigen dan tahan terhadap radikal bebas.

Indonesia mempunyai banyak bermacam-macam jenis tanaman. Sebagian dari tanaman di Indonesia  dijadikan  sebagai obat. Yang terkenal adalah pohon eucalyptus,  dijadikan minyak kayu putih, yang  menyelamatkan berjuta-juta bayi sebagai ketahanan kesehatan mereka. 

Masih  banyak lagi contoh tanaman yang lain yang berjenis 'rimpang', yang sangat mudah penanaman dan perawatannya, seperti jahe untuk penghangat badan, kencur untuk obat batuk, temulawak untuk memperbaiki fungsi hati dan lain-lain.

Semua itu adalah hasil tanaman untuk pengobatan tradisional. Kekayaan  tanaman obat  ini juga menjadi salah satu arah pembangunan dengan kota hijau  di  Solo. 

Kekayaan  leluhur dalam kesehatan yang tidak akan merusak lingkungan. Karena proses pembuatan dan pembuangan limbahnya mempunyai alur,  dari alam dan akan kembali kealam, tidak akan menimbulkan pencemaran bagi bumi. 

Daerah-daerah yang  menghasilkan  tanaman obat atau yang dikenal dengan jamu di Solo raya  adalah Sukoharjo dan Wonogiri. Dimana Sukoharjo terkenal dengan sebutan daerah 'Jamu Gendong', karena daerah ini terdapat industri jamu yang setiap hari mengoperasikan ibu bapak yang menjual jamu berkeliling secara di gendong pada awalnya, karena konsumennya hanya di lingkungan sekitar saja,  lalu sekarang ada yang menggunakan sepeda atau sepeda motor dan mobil toko karena dipasarkan dengan daerah yang makin meluas.

Sedangkan di  Wonogiri terdapat jamu yang sudah diolah di pabrik yang dijadikan menjadi bubuk atau cair, dikemas secara modern dalam bungkus ataupun botol. Juga produknya ada yang berbentuk serbuk, tablet, kapsul, juga cairan siap minum yang manis rasanya. Namun  para penduduk di perkotaan atau di desa, tidak harus menjadi pengkonsumsi jamu yang dihasilkan kota ini. 

Mereka diharapkan bisa berdaya sendiri untuk menciptakan obat dihalaman rumahnya sendiri, agar bisa menjaga daya tahan kesehatan keluarganya sendiri, sehingga daerah yang menghasilkan jamu gendong dan pabrik itu bisa diberdayakan sebagai sentra wisata dan produk eksport untuk lebih mendaya gunakan keberadaannya. Dan para daerah ini bisa melayani penduduk di Indonesia secara luas.

Penggalakkan  taman warga Solo dan sekitarnya untuk mengobati keluarga sendiri terkenal  dengan program  menanam sendiri 'apotik hidup' dalam bahasa jawanya yaitu 'Empon- empon'. 

Para ibu atau warga dianjurkan menanam  tanaman obat yang jenisnya seperti  kunir, jahe, kencur , temulawak, serai, hingga pandan yang ditanam di halaman atau di tamannya  secara mandiri. 

Anjuran ini  dari kelurahan setempat yang di salurkan lewat perkumpulan ibu PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) yaitu organisasi yang ada di masyarakat di setiap RT (Rukun Tetangga).  Sehingga setiap keluarga bisa membuat sendiri minuman jamu untuk keluarga sebagai ketahanan tubuh setiap hari. 

Ketahanan melawan covid ini bisa dibuat sendiri jahe, sereh, dan temulawak diberi gula jawa dijadikan minuman yang manis dan segar. Untuk batuk, bisa dengan kencur dan madu. untuk penyembuh luka, bisa lidah buaya, dan lain-lain.

Menghidupnya gerakan tanaman obat dan dan memfungsikannya dalam setiap keluarga akan menjadi ketahanan pengobatan tersendiri yang sangat berguna bagi ketahanan kesehatan di setiap keluarga. Dengan demikian, bila warga melaksanakan, akan terjamin kesehatannya secara standar hidup sehat. 

Dari kesehatan keluarga yang terbina dari tiap anggota masyakarat, akan menjadikan ketahanan kesehatan daerah merambah ke seluruh kota. Dari gerakan menanam di setiap keluarga akan timbul daerah yang hijau yang terbebas dari polusi udara. 

Demikian kota Solo akan sehat dan kuat kota dan warganya. Bangkit dan pulih kembali dalam pembangunan yang berkelanjutan. Itulah penerapan sehat, yang merupakan bagian dari 'Sesarengan Gumregah, Sesarengan Jumangkah' atau 'Bersama-sama Bangkit, Bersama-sama Melangkah'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun