Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Hal yang Dapat Mempengaruhi Hasil dari Pekerjaan Rumah Tangga

9 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 9 Juni 2021   08:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dapur bersih dan rapi (Sumber gambar: Pixabay/greissdesign)

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu seyogianya adalah hal yang umum. Hal ini karena hampir setiap hari kita harus berkutat paling tidak dengan salah satunya.

Entah itu menyapu, mencuci pakaian, memisahkan baju kotor dengan yang bersih, atau sekedar mencuci peralatan makan. Bahkan dari hal yang paling sederhana sekalipun, yakni merapikan tempat tidur setelah terbangun di pagi hari. 

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga pun terhitung susah-susah gampang. Gampang jika jenisnya ringan, tidak menyita banyak waktu, serta sudah biasa kita lakukan. Menyapu lantai dan mencuci piring, misalnya.

Sedangkan bisa jadi susah jika harus dilakukan dalam waktu yang lama, membutuhkan metode khusus yang cukup rumit, ataupun berbenturan dengan aktivitas lainnya. Misalnya saja membersihkan kamar mandi atau menyetrika pakaian bersih yang menggunung. 

Dan yang lebih susah lagi adalah melawan rasa malas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. 

Namun, terlepas dari apapun jenis pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan dan meskipun jenis pekerjaannya sama, ternyata tak serta-merta mempunyai makna yang sama antara satu individu dengan individu lainnya. Hal inilah yang kemudian membuat tolok ukur dari mengerjakan pekerjaan rumah tangga tidak pernah sama di setiap rumah. 

Pun demikian dengan penafsiran hasil yang didapat dari jenis pekerjaan rumah tangga yang telah diselesaikan.

Boleh jadi saya merasa bahwa lantai rumah telah bersih sesaat setelah saya menyapunya. Namun, kepercayaan diri tersebut menjadi runtuh setelah Ibu saya kembali menyapu beberapa bagian karena dianggap kurang bersih. Nah, lho!

Ilustrasi membersihkan lantai (Sumber gambar: Pixabay/6581245)
Ilustrasi membersihkan lantai (Sumber gambar: Pixabay/6581245)
Ini hanyalah contoh kecil dari perbedaan penafsiran dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan dalam menilai hasilnya. Lalu, apa saja hal-hal lainnya yang bisa menjadi faktor pembedanya?

1. Metode Pengerjaan

Perbedaan metode pengerjaan bisa jadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu pekerjaan rumah tangga. Meskipun jenis pekerjaannya sama, tapi ketika dua individu menggunakan metode pengerjaan yang berbeda, boleh jadi hasilnya pun akan berbeda.

Misalnya saja perbedaan saya dan Ibu saya dalam menyapu lantai seperti contoh di atas. Kerap kali, Ibu saya pun menegur saya karena ayunan sapu saya dianggap terlalu kencang dan justru akan membalikkan debu-debu di lantai kembali ke dalam rumah.

Padahal, setelah saya bandingkan dengan bagaimana kakak saya menyapu lantai, ternyata kami memiliki irama ayunan sapu yang relatif sama. Tapi, tetap saja, menurut Ibu saya, hasil sapuan kami kurang bersih. 

Nah, dari sini saja sudah terlihat bagaimana kami memaknai kebersihan lantai hasil menyapu itu berbeda, yang diakibatkan dari irama ayunan sapu yang juga berbeda.

Ilustrasi peralatan makan yang baru saja dicuci (Sumber gambar: Pixabay/congerdesign)
Ilustrasi peralatan makan yang baru saja dicuci (Sumber gambar: Pixabay/congerdesign)
Contoh lainnya adalah dalam hal mencuci peralatan makan. Suatu ketika, beberapa kali saya memergoki seorang teman, yang notabene berkewarganegaraan asing, mencuci peralatan makan dengan metode yang unik.

Keunikan tersebut dikarenakan dia tidak menggunakan air untuk membilas busa sabun cucian di peralatan yang sedang dicucinya, tetapi justru menggunakan kain lap atau spons kering untuk menghilangkan busa-busa tersebut.

Sontak saja saya terkejut melihat hal tersebut. Batin saya, "Mana mungkin itu bersih? Jangan-jangan sisa dari busa cucian justru tercampur dengan makanan atau minuman yang kita konsumsi nantinya".

Namun, hal ini ternyata juga saya temukan dengan seorang teman lainnya, yang juga memiliki metode yang sama. Entah apakah hal itu lumrah dilakukan dalam budaya mereka, tapi melihatnya saja membuat saya cukup keheranan.

Ilustrasi melipat pakaian dengan rapi (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
Ilustrasi melipat pakaian dengan rapi (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
Pasti sudah banyak dari kita yang mendengar nama Marie Kondo, bukan? Seorang berkewarganegaraan Jepang yang sudah sangat mendunia berkat metode merapikan barang-barang rumah tangga yang sungguhlah memang sangat rapi.

Melihat hasil pekerjaan rumah tangga dari Marie Kondo dalam menyusun dan merapikan barang-barang di rumah selalu membuat saya berpikir bahwa hasil dari pekerjaan saya masih kurang rapi.

Padahal, yang berbeda hanyalah bagaimana kami melakukannya. Namun, hal itu ternyata benar-benar bisa menampilkan hasil tatanan saya yang cenderung terkesan 'masih kurang rapi' hanya karena metode yang digunakan berbeda dengan Marie Kondo.

2. Karakter Individu dalam Toleransi Kebersihan

Selain metode pengerjaan, hal kedua yang dapat menjadi faktor pembeda hasil dari pekerjaan rumah tangga adalah karakter masing-masing dalam memandang kebersihan.

Toleransi kebersihan dari seseorang yang memiliki sifat perfeksionis dalam hal kebersihan dan kerapihan pastilah akan berbeda dari seseorang yang tidak terlalu memusingkannya.

Saya dan salah seorang sahabat saya, misalnya. Setiap kali dia berkunjung ke tempat tinggal saya, pasti dia akan berkomentar bahwa tempat tinggal saya rapi dan bersih.

Dan, benar saja. Setiap saya berkunjung ke tempat tinggalnya, selalu saja ada hal yang membuat saya merasa 'ini kurang rapi/bersih'. Padahal, setelah saya berkomentar demikian, dia akan menjawab, "tapi ini sudah lebih rapi/bersih daripada sebelumnya". 

Dari hal ini saja sudah bisa terlihat, bagaimana dua individu yang berbeda akan memandang kerapihan dan kebersihan juga dengan cara yang berbeda.

Ilustrasi ruangan rapi (Sumber gambar: Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi ruangan rapi (Sumber gambar: Pixabay/StockSnap)
Pun ketika saya mengunjungi salah seorang teman lainnya, saya justru menemukan bahwa tempat tinggal saya masih tidak serapi dan sebersih tempat tinggalnya. Padahal, tidak demikian menurut sahabat saya tadi.

Jadi, sudah pasti hasil dari pekerjaan rumah tangga yang kita kerjakan juga merupakan tafsiran dari definisi kebersihan dan kerapihan dalam batas toleransi masing-masing.

3. Kuantitas Barang dan Ketersediaan Waktu

Ternyata, banyaknya jenis barang yang harus dirapikan dan juga dibersihkan pun berpengaruh lho, terhadap tafsiran hasil pengerjaan pekerjaan rumah tangga.

Hal ini karena semakin banyak barang, semakin banyak tenaga yang harus dikerahkan. Mereka yang memiliki lebih banyak barang, pastilah lebih kesulitan daripada mereka yang memiliki sedikit saja barang-barang.

Semakin banyak barang, semakin banyak waktu dan tenaga yang harus dikerahkan, dan semakin banyak juga kemauan untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar cepat selesai.

Istilahnya, "bagaimanapun, ini harus segera selesai". Meski setelahnya, entah serapi dan sebersih apa hasil pengerjaannya.

Ilustrasi menjemur pakaian (Sumber gambar: Pixabay/Skitterphoto)
Ilustrasi menjemur pakaian (Sumber gambar: Pixabay/Skitterphoto)
Namun, ada kemungkinan faktor ini tidak hanya berdiri sendiri. Tetapi, ada faktor lain yang melandasinya, yakni ketersediaan waktu.

Ya, entah sedikit atau banyak barang yang hendak dirapikan atau dibersihkan, jika kesibukan akan aktivitas lainnya cukup menyita perhatian, bisa jadi pekerjaan rumah tangga pun sedikit terbengkalai. 

Pun sebaliknya, saat ketersediaan waktu untuk pekerjaan rumah tangga sangat banyak tanpa gangguan apapun, maka bisa jadi pekerjaan rumah tangga bisa terselesaikan dengan optimal.

Ilustrasi waktu (Sumber gambar: Pixabay/Monoar_CGI_Artist)
Ilustrasi waktu (Sumber gambar: Pixabay/Monoar_CGI_Artist)
Tidak jarang, banyaknya kuantitas yang harus ditangani terkadang pun menularkan rasa malas untuk mengerjakannya. Hal ini karena terkadang melihat tumpukan piring kotor saja sudah membuat lelah, sehingga membuat perasaan semakin malas untuk menyentuh dan membersihkannya. Nah, pernah merasa begitu tidak?

4. Niat atau Tekad 

Hal terakhir yang dapat mempengaruhi hasil dari pekerjaan rumah tangga adalah niat atau tekad dalam melakukan dan menyelesaikannya.

Selama ada niatan dan tekad untuk mengerjakan secara maksimal, yang tentunya tetap berpatokan pada standar toleransi masing-masing, pastilah segala bentuk pekerjaan rumah tangga dapat terselesaikan dengan optimal.

Sebut saja dalam hal membersihkan noda panci yang membandel. Jikalau memang ada tekad untuk mencari segala cara untuk membersihkannya, pastilah akan dilakukan meski tak banyak waktu yang dimiliki.

Ilustrasi pilihan menjalankan niatan (Sumber gambar: Pixabay/geralt)
Ilustrasi pilihan menjalankan niatan (Sumber gambar: Pixabay/geralt)
Namun, lagi-lagi hal ini berkaitan dengan toleransi dari masing-masing individu, ya! Jika dirasa noda tersebut masih wajar-wajar saja, normal saja jika masih tak ada niatan untuk membersihkannya. 

Lhoh, kok sepertinya, faktor keempat ini yang paling penting, ya? Karena hanya niat dan tekad yang kuat lah yang akan menggerakkan tubuh ini untuk mulai mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Nah lho!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun