2. Karakter Individu dalam Toleransi Kebersihan
Selain metode pengerjaan, hal kedua yang dapat menjadi faktor pembeda hasil dari pekerjaan rumah tangga adalah karakter masing-masing dalam memandang kebersihan.
Toleransi kebersihan dari seseorang yang memiliki sifat perfeksionis dalam hal kebersihan dan kerapihan pastilah akan berbeda dari seseorang yang tidak terlalu memusingkannya.
Saya dan salah seorang sahabat saya, misalnya. Setiap kali dia berkunjung ke tempat tinggal saya, pasti dia akan berkomentar bahwa tempat tinggal saya rapi dan bersih.
Dan, benar saja. Setiap saya berkunjung ke tempat tinggalnya, selalu saja ada hal yang membuat saya merasa 'ini kurang rapi/bersih'. Padahal, setelah saya berkomentar demikian, dia akan menjawab, "tapi ini sudah lebih rapi/bersih daripada sebelumnya".Â
Dari hal ini saja sudah bisa terlihat, bagaimana dua individu yang berbeda akan memandang kerapihan dan kebersihan juga dengan cara yang berbeda.
Pun ketika saya mengunjungi salah seorang teman lainnya, saya justru menemukan bahwa tempat tinggal saya masih tidak serapi dan sebersih tempat tinggalnya. Padahal, tidak demikian menurut sahabat saya tadi.
Jadi, sudah pasti hasil dari pekerjaan rumah tangga yang kita kerjakan juga merupakan tafsiran dari definisi kebersihan dan kerapihan dalam batas toleransi masing-masing.
3. Kuantitas Barang dan Ketersediaan Waktu
Ternyata, banyaknya jenis barang yang harus dirapikan dan juga dibersihkan pun berpengaruh lho, terhadap tafsiran hasil pengerjaan pekerjaan rumah tangga.
Hal ini karena semakin banyak barang, semakin banyak tenaga yang harus dikerahkan. Mereka yang memiliki lebih banyak barang, pastilah lebih kesulitan daripada mereka yang memiliki sedikit saja barang-barang.