Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rahasia Nastar Lembut dan Tanpa Retak

15 April 2021   22:46 Diperbarui: 16 April 2021   21:30 2262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat bulan Ramadan seperti ini, pasti banyak dari kita yang sudah memikirkan kue kering apa yang kira-kira tersaji di meja tamu saat lebaran nanti? Meski masih masa pandemi dan silaturahmi tatap muka masih sangat terbatas, tak ada salahnya untuk tetap menghiasi meja tamu dengan beberapa kue kering walaupun hanya untuk konsumsi pribadi.

Rasa-rasanya, ramadan dan lebaran tak lengkap tanpa kue kering, bukan?

Di antara sekian banyak jenis kue kering, nastar merupakan idola banyak kalangan di hari-hari spesial, termasuk di hari lebaran. 

Tak heran jika nastar banyak ditemui di meja-meja tamu saat saling berkunjung ke tetangga ataupun sanak saudara. Dan tak heran juga, jika nastar adalah kue kering yang paling laris serta paling cepat habis saat disajikan di meja tamu.

Bentuk dari nastar ini bermacam-macam. Dahulu kala, masih banyak yang mencetak nastar seperti bentuk kue keranjang. 

Namun, dewasa ini, nastar semakin bervariasi dengan bentuknya yang bulat memanjang, bulat mungil, ataupun dengan cara digulung.

Nastar Keranjang (Sumber gambar: pinterest.com/erinrnn45)
Nastar Keranjang (Sumber gambar: pinterest.com/erinrnn45)
Meski bentuknya bermacam-macam, nastar tetap mempunyai isi yang sama, yakni selai nanas. Tetapi, pada zaman yang semakin kekinian ini, telah banyak juga sih inovasi lainnya seperti nastar green tea ataupun nastar cokelat.

Nah, membuat nastar ini susah-susah gampang ya. Prosesnya bertahap sehingga menuntut kesabaran agar bisa menghasilkan nastar yang cantik dan lumer di mulut. Dan karena prosesnya lama, waktu yang diluangkan juga tak sebentar.

Apa saja sih proses tahapan pembuatan nastar?

1. Menyiapkan selai nanas
2. Membuat adonan
3. Mencetak adonan
4. Mengoles adonan
5. Memanggang adonan

Hmm, kelihatannya umum saja ya, tidak ada bedanya dengan membuat kue kering lainnya. Tapi, ada tips-tips tertentu agar nastar mempunyai tekstur yang lembut, penampilan yang cantik, dan tidak retak setelah dipanggang.

Mentega vs Margarin

Kunci dari tekstur kue kering yang lembut adalah pada penggunaan mentega (butter).

Berbeda dengan margarin yang terbuat dari lemak nabati, mentega terbuat dari lemak hewani dan berwarna lebih pucat daripada margarin yang berwarna kekuningan.

Penggunaan mentega pada kue kering berpengaruh terhadap tekstur kue yang lebih lembut, rasa yang lebih gurih, serta aroma yang lebih wangi. Sementara penggunaan margarin akan membuat tekstur kue menjadi lebih kokoh atau kaku dan tekstur kue kering yang keras.

Dan jika dicampur antara keduanya, maka akan didapatkan tekstur kue kering yang tak hanya lembut, tetapi juga renyah di mulut.

Oleh karena itu, saya pribadi lebih suka perpaduan antara keduanya dalam membuat nastar, sehingga memberikan tekstur yang lembut tapi tidak mudah hancur. Misalnya untuk nastar, saya lebih suka perpaduan 50:50 atau 75:25 mentega dan margarin.

Jenis-jenis mentega pun telah banyak variasinya di luaran sana. Mulai dari harga yang paling mahal, sekitar 500 ribu rupiah per kilonya hingga 60 ribu rupiah per kilonya. Semakin mahal harganya, tentunya tekstur yang dihasilkan semakin lembut.

Mentega di pasaran juga terbagi menjadi dua, salted butter (mentega asin) atau unsalted butter (mentega tawar). Untuk adonan kue kering sebaiknya menggunakan jenis mentega tawar dan hanya perlu menambahkan sedikit garam di adonan untuk membantu mengikat semua rasa yang tercampur di adonan kue kering.

Tingkat kematangan selai nanas

Kunci pertama terletak pada kematangan dari selai nanas yang dibuat, yakni harus benar-benar kering (matang) sehingga tak ada lagi kandungan air di dalamnya.

Selai nanas yang masih mengandung air akan mengakibatkan nastar pecah saat dipanggang. Hal ini karena saat proses pemanggangan, selai tersebut justru akan mengeluarkan sisa-sisa kandungan air yang ada di dalamnya dan akibatnya mendorong adonan agar mengembang hingga retak.

Namun, jika selai nanas sudah benar-benar kering, selai tidak lagi akan bereaksi saat dipanggang dan adonan pun dapat mengembang dengan sempurna. Terlebih lagi, selai nanas yang kering akan mempermudah kita dalam membulat-bulatkan selai agar lebih cepat dalam mencetak nastar.

Jika membuat selai nanas sendiri, bisa tambahkan kayu manis untuk menambah aroma dalam selai. Dan juga tambahkan sekitar 1-2 sdm margarin di beberapa menit terakhir untuk menambah rasa gurih pada selai nanas.

Cara membuatnya cukup mudah:

  • Siapkan 2 buah nanas yang sudah dikupas, lalu potong kecil-kecil dan blender sampai halus
    Tuang nanas yang sudah diblender pada panci penggorengan yang sudah disiapkan, tambahkan 100-200gr gula pasir (atur sesuai selera)
    Tambahkan kayu manis (2 batang)
    Didihkan jus nanas beserta gula pasir hingga airnya benar-benar menyusut
    Tambahkan 2 sdm margarin dan aduk-aduk kembali hingga selai benar-benar matang 

Timbang adonan agar sama besar

Nastar yang cantik sudah pasti terlihat dari bentuknya yang sama rata sama besar. Nah, triknya adalah menimbang adonan sebelum diisi selai nanas agar setiap adonan mempunyai ukuran yang sama. Jika perlu, bulatan selai juga ditimbang agar setiap nastar mengembang dengan sama rata.

Untuk ukuran nastar bulat, umumnya berat adonan sebelum diisi selai berkisar antara 6-8 gram. Sementara untuk isian selai, berat bulatannya berkisar antara 3-4 gram.

Nastar (Dokumentasi pribadi)
Nastar (Dokumentasi pribadi)
Panggang hingga setengah matang

Tips paling mutakhir dalam pembuatan nastar agar tidak pecah atau retak setelah dipanggang adalah proses pemanggangan yang terbagi menjadi dua.

Alih-alih memanggang nastar hingga matang, sebaiknya nastar dipanggang hanya setengah matang saja, sekitar 30-45 menit. 

Hal ini dilakukan untuk mencegah nastar yang terlalu mengembang hingga kering yang berakibat pada tampilan yang retak dan tidak mulus.

Oh iya, sebelum dipanggang, adonan nastar yang sudah dicetak tidak perlu dioles oleh kuning telur. Jadi, setelah seluruh adonan selesai dicetak dengan baik, langsung saja panggang adonan dengan suhu 160 derajat dan api atas bawah. Jika menggunakan oven tangkring, bisa menggunakan api paling kecil saja.

Setelah setengah matang, tak jarang adonan nastar juga sedikit retak di bagian atasnya. Tapi, jangan khawatir. Karena begitu keluar dari oven, suhu dari nastar akan langsung turun dan retakan tersebut pun akan menyusut dengan sendirinya.

Nastar pun kembali tertutup dengan rapi tanpa retakan sedikit pun.

Beri olesan

Setelah adonan nastar selesai dipanggang hingga setengah matang, diamkan adonan hingga benar-benar dingin. Nah, disinilah kesabaran kita diuji. Kita tak bisa langsung menikmati nastar ini karena belum matang dengan sempurna.

Jika memaksakan diri untuk memberikan olesan saat nastar masih panas, maka hasil olesannya tidak akan terlihat mulus. Bisa-bisa olesan tersebut justru terlihat tidak merata dan berbintik-bintik akibat serapan kuning telur di permukaan kulit nastar yang masih panas.

Sementara jika mengolesnya saat nastar sudah dingin, hasil olesannya akan tampak merata dan juga berkilau!

Lalu, apakah dioles dengan kuning telur saja cukup? Jawabannya tentu saja tidak!

Tampilan nastar yang merata dan berkilau memerlukan campuran kuning telur dan bahan lainnya, seperti susu cair, minyak sayur, madu, ataupun susu kental manis. Saya pribadi lebih menyukai campuran antara kuning telur dan susu kental manis daripada bahan campuran lainnya.

Oh ya, jangan lupa juga tambahkan sedikit saja pewarna kuning telur agar warna kuning dari nastar semakin terlihat.

Kira-kira begini takaran campuran bahan olesan untuk nastar:

  • 2 butir kuning telur
    1 sdm susu kental manis
    4-6 tetes pewarna kuning telur

Berapa kali seharusnya kita mengoles nastar? Saya biasa mengolesnya sebanyak dua kali sebelum dipanggang lagi. Tahapannya adalah, oles seluruh nastar dalam satu loyang yang sudah dingin, lalu oles kembali seluruh nastar tersebut untuk kedua kalinya.

Olesan kedua sebaiknya dilakukan sesaat sebelum nastar masuk ke dalam oven. Hal ini untuk menghindari serapan kuning telur di permukaan kulit nastar yang akan berakibat pada hilangnya warna dan kilauan nastar nantinya.

Dan juga, mengoles nastar tak boleh tanggung-tanggung, harus benar-benar tebal agar mendapatkan tampilan yang benar-benar cantik. 

Pemanggangan kembali hingga matang

Inilah tahapan akhir dalam pembuatan nastar, yakni pemanggangan kembali nastar setelah selesai dioles dengan campuran bahan olesan. Tak perlu waktu lama, karena sebelumnya nastar sudah dipanggang hingga setengah matang. 

Kali ini, nastar cukup dipanggang 10-15 menit saja, atau hingga warna yang diinginkan benar-benar nampak. Jangan lupa tetap gunakan suhu atau api kecil agar nastar tidak hangus saat dipanggang.

Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun