Ada sebuah kedai yang mengapung di udara, meja-mejanya terbuat dari kaca tipis yang memantulkan awan. Ru sedang duduk di kursi rotan yang melayang pelan, lelaki itu memegang secangkir teh hangat.
Di luar jendela, langit sore berwarna keemasan, dan di kejauhan sana terlihat seekor paus raksasa. Bukan di laut, tapi di udara, berenang pelan di antara awan. Setiap hembusan nafasnya melepaskan gelembung.
Ketika pecah, gelembung itu berubah menjadi kupu-kupu cantik yang terbang memasuki kedai. Dan kini, kupu-kupu itu hinggap di meja Ru. Pada sayapnya tertulis sebuah pesan..
"Tidak semua pertemuan membutuhkan alasan, tapi setiap pertemuan akan selalu meninggalkan jejak."
Ru menyadari seekor paus menatapnya malu-malu sebelum melanjutkan perjalanan ke langit utara. Sementara, entah mengapa Ru merasa bahwa pesan yang tertulis itu, ditujukan hanya untuknya.
Ketika paus langit itu menghilang di balik awan, Ru merasa kehilangan, seolah ada ruang dalam jiwanya yang terasa hampa hanya dalam sekejap mata. Kupu-kupu di meja, perlahan melipat sayapnya, lalu terbang menuju pintu kedai. Tanpa sadar, Ru mengikutinya.
Di luar sana, angin lembut mengangkat tubuh Ru, dan kursi rotan itu berubah menjadi balon udara. Tali pada balon tiba-tiba saja mengunci pergelangan tangan Ru.
Kupu-kupu itu terbang memimpin, melewati lapisan awan tipis. Dan di sanalah Ru melihatnya lagi, seekor paus langit. Kali ini Ru dapat melihatnya dengan sedikit lebih dekat. Di punggungnya ada sebuah taman rahasia.
Di mana terdapat pohon sakura yang berbunga, dan sebuah bangku kayu yang tampak kosong, seolah menunggu seseorang untuk duduk di sana.
Saat balon membawanya kian mendekat, Ru melihat sebuah buku tebal bersampul merah muda dengan lambang hati, tergeletak di atas bangku. Belaian angin membuka halaman pertama buku itu, dan di sanalah tertulis..