Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wirausaha

Penyintas Fobia Mantan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mak Comblang Galau

21 Mei 2025   09:07 Diperbarui: 21 Mei 2025   09:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com/Busra Boduroglu

Kutitip rindu di sudut senja, pada angin yang enggan membawa jawaban
Dan kukirim peluk lewat malam
Meski ia masih membisu, bagai langit yang tak jelas, kadang terang kadang gelap
Ku bagai perahu karam di dermaga harap
Menatap tanpa arah, tanpa penunjuk mata angin yang patut dipercaya
Sampai bertemu mak comblang galau, yang geleng-geleng mendengar kisah
Tapi mak comblang tak jadi galau
Dan kuminta merajut jembatan dariku kepadanya
Supaya ia tahu, aku tanah yang butuh hujan, dan malam yang merindu bulan sabitnya
Tanamkan namaku di hatinya yang beku,
biar gundah ini tak kurasa sendiri
Namun mak comblang kembali galau, sebab tak piawai berbahasa batu


Jakarta, 21 Mei 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Suka Caramu Diam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun