Suasana kelas pun kembali hening. Hingga akhirnya, tepat pukul 18.00 wib, perhatian para murid tertuju pada murid yang bernama Liutomo. Sebab, wanita muda dari Negeri Tirai Bambu itu tiba-tiba saja membacakan puisinya yang sudah selesai ditulis.
Ayah Kuah dan para murid lainnya bertepuk tangan, dan terkagum-kagum dengan mahakarya puisi yang diciptakan oleh Liutomo. Tapi, tunggu dulu. Seorang murid bernama Bu Saski merasa tak mau kalah dan langsung ambil waktu membacakan juga puisi ciptaannya.
Tapi sayang, karena tulisan dalam puisinya cukup banyak yang typo, beliau jadi kebingungan sendiri dan membuat para murid tertawa girang. Namun, siapa sangka sebenarnya Ayah Kuah sangat menantikan momen-momen seperti ini. Baginya, inilah waktu yang tepat untuk beraksi mencuri hati Bu Saski.
"Sudah, tidak apa-apa Sas. Meskipun puisimu terdengar nganu, saya akan tetap membimbingmu ke jalan yang benar. Sehingga tidak ada typo-typo lagi dalam puisimu yang berikutnya." Ting! Satu mata Ayah Kuah berkedip manja kepada Bu Saski.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI