Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wirausaha

Fobia pada mantan

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kelas Puisi Ayah Kuah

18 Mei 2025   11:13 Diperbarui: 18 Mei 2025   11:13 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com/Danilyuk 

Beliau dikenal dengan sebutan Ayah Kuah. Usut punya usut, beliau disebut demikian sebab sangat suka menikmati segala macam kuah makanan. Seperti kuah bakso, kuah soto, kuah kari, dan jenis kuah-kuahan lainnya.

Berbekal jam terbangnya sebagai buyaya darat yang diperkirakan telah mencapai 5.320 jam, beliau sangat mahir menciptakan puisi-puisi rasa. Namun, yang pasti puisinya bukan rasa kuah.

Perlu diketahui, beliau tinggal di sebuah kota kecil nan imut yang berada di dekat pagar laut kabupaten Z. Dan sebagai pria terpandang di kotanya, beliau rutin membuka kelas puisi setiap hari Sabtu, pukul 09.00 - 21.00 wib.

Pesertanya 90 persen berasal dari lelaki dan perempuan kaum jomblo lapuk, dan sisanya terdiri dari bapak-bapak serta emak-emak gabut yang suka mencari-cari kerjaan untuk melawan lupa. Maka, jangan heran jika kelas puisi ini bisa berlangsung selama satu harian penuh, guna mengisi waktu mereka yang sangat-sangat luang di malam Minggu.

Pagi ini, salah satu muridnya yang bernama Aki Hansu, sudah siap untuk memulai pelajaran dan duduk di barisan paling depan. Seperti biasa, murid yang satu ini selalu bersemangat mengikuti kelas puisi.

Disusul kemudian, Ayah Kuah masuk ke kelas dan duduk di singgasananya yang empuk, menghadap ke barisan bangku murid. Tak lama, murid-murid yang lain mulai berdatangan.

Di antaranya adalah Bu Saski, Liutomo, Sovia, dan lain sebagainya sekitar 85 orang lagi, yang identitasnya tidak ingin diketahui secara jelas. Semua sudah rapi duduk di tempatnya masing-masing dan menyiapkan buku catatan.

Ayah Kuah pun segera bangkit dari duduknya, dan siap memulai pelajaran hari ini. Semua murid memperhatikan dengan seksama, dan bersikap sangat manis. Mereka mendengarkan saat harus mendengarkan, mencatat ketika diminta mencatat, dan bertanya saat diberi kesempatan bertanya.

Namun, saat suasana kelas hening karena semua murid sedang mengerjakan tugas menulis puisi bebas sebanyak 450 kata, tiba-tiba saja Ayah Kuah mencari perhatian. Beliau menegur Sovia, agar jangan terlalu sering menulis puisi bertema "batu". Menurutnya, masih banyak tema yang lebih romantis ketimbang menjadikan "batu" sebagai inspirasi.

Setelah menegur Sovia dengan gaya sedikit macho, Ayah Kuah pun kembali melontarkan kritikannya kepada Aki Hansu. Katanya, Aki Hansu lebih cocok menulis puisi yang religius ketimbang puisi bertema gadis galau. Sebab, dikhawatirkan pembacanya akan salah paham dan menduga Aki Hansu masih doyan daun muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun