Setelah disibukkan oleh rutinitas paginya di rumah, Maya memilih duduk bersantai di ruang tamu. Dengan sebuah novel di tangannya, pandangan wanita itu hanya tertuju pada lembar halaman yang sedang dibacanya.
Namun, sebuah suara misterius memecah konsentrasinya. Sekejap Maya mengalihkan pandangannya ke arah Lola, kura-kura kesayangan suaminya yang berada di lantai, tak jauh dari tempat duduknya.
Maya mengernyitkan dahi dan menajamkan pendengarannya, memastikan suara misterius yang didengarnya tadi memang berasal dari Lola.
"Eh, sejak kapan kamu bisa ngomong?" tanya Maya, asal-asalan. Ia juga tidak yakin bahwa Lola benar-benar bisa berbicara.
"Wah, kamu bisa dengar suaraku, ya?"
Kali ini Maya menutup novelnya, meletakkannya di meja dan menghampiri Lola. Maya segera menunduk ke lantai, mengamati wajah Lola dengan seksama. Dan ternyata, Lola memang bisa berbicara sejak dulu. Justru Maya lah yang baru kali ini dapat mendengar suara hati Lola.
Wanita itu terheran-heran pada dirinya sendiri. Mengapa tiba-tiba dirinya dapat mendengar apa yang diucapkan Lola dalam hati. Bahkan, Lola juga mendengar dan menjawab dengan baik apa yang ditanyakan oleh Maya.
"Aku senang kamu menikah sama Angga. Karena sebenarnya..... Hmm....?"
"Sebenarnya apa?"
"Angga sudah menyukai kamu sejak lama. Walaupun menurut dia, kamu itu cerewet banget. Tapi, dia benar-benar sayang kok sama kamu."