Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Novi Amalia dan Fani Octora vs Novi Octora

2 Januari 2013   05:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:39 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NOVI OCTORA adalah nama saya (Hanya ngasih tau aja kok, jangan bête gitu ah..ntar ga ganteng atau ga cantik lochhh )

Kenapa saya menulis besar-besar nama saya di awal. Semua bukan karena sebab, tapi ada sebabnya. (ya iyalah…iseng amat nulis nama dengan huruf segede gaban kalau ga ada sebabnya..iyakan ? –iya dong J )

Nama ini sudah hampir seperempat abad lebih banyak, saya pakai dalam keseharian, walau ada nama siluman yang kerap menjadi nama panggilan. Namun nama inilah, sebuah nama pemberian Bapak Emak yang kerap nonggol di dokumen-dokumen penting. Seperti KTP (emang punya ?) Surat tanda tamat belajar alias STTB (emang beneran lulus ? ga nembak..) Atau paspor (kalau ini dokumen buat seru-seruan aja sich ).

Kembali ke alasan, kenapa saya menulis nama saya besar-besar di atas. Karena ada dua kejadian booming secara tidak langsung sudah menyeret nama saya.

Dua masalah booming ini yang membuat saya merasa dirugikan –dikit- oleh pihak-pihak yang mendompleng nama saya. Yaitu :

1.Kasus Novi Amalia

Coba perhatikan nama depannya, sama persis dengan nama depan saya. Novi Octora vs Novi Amalia.

Saya sungguh kecewa pada Novi Amalia. Karena sudah menggunakan nama depan saya tanpa di imbangi perbuatan dan sikap yang feminim. Mabuk sambil mengemudi, kemudian lepas kendali di jalanan, dan lebih parah lagi pake acara telanjang setengah bulet. Adalah sikap yang jauh dari feminim, kalau mau telanjang kan bisa dalam kamar. Bukan didalam mobil yang gentanyangan di jalan raya.

Imbas dari sikapnya, saya kerap di tanya oleh beberapa orang mengenai kesamaan nama depan kami. Bahkan beberapa orang menganggap kami adalah saudara kandung, karena sama-sama memiliki wajah yang cantik, berkulit putih dan sama-sama orang terkenal. #ciiehhhhh cantik dan putihnich yee#

(eh jangan sirik ya..ga boleh sirik..kan yang nulis saya, jadi bebas-bebas saja dong kalau saya memuji diri sendiri..hehe )

2.Kasus Fani Octora

Tuch kan ! Mirip lagi nama belakangnya dengan saya. Setelah sebelumnya saya di kait-kaitkan dengan model cantik yang menyetir tanpa kendali plus tanpa busana Novi Amalia, sekarang saya di kait-kaitkan dengan istri siri bupati Garut. Pak Aceng.

Jujur, rada-rada gatel kepala. Ketika ada yang bertanya dengan polosnya “Mbak, masih saudaranya FO “ (Hadeuh)

Tapi untuk kasus Fani Octora, saya lebih nyaman dikit. Karena doi kagak pake separuh telanjang. Minimalnya pake baju lengkap dengan kancingnya. (Hehehe).

Ngomong-ngomong soal nama, jadi ingat sebuah kalimat “Apalah arti sebuah nama” Mau Novi Octora kek, Novi Amalia kek, Fani Octora kek. Tetap saja, kami mah terlahir sebagai wanita. Sebagai sosok yang kerapkali dituntut lebih banyak di bandingkan sosok tetangga -read : laki-laki. Sekali melenceng aja dari kaidah atau hukum sosial, maka hukuman sosial akan menjadi balasannya.

Padahal kalau di pikir-pikir. Kedua wanita yang saya sebutkan di atas, secara tidak langsung sudah memberikan konstribusi bagi beberapa pihak.

Seperti Novi Amalia, dengan separuh telanjang sudah berbagi kebahagian kepada kaum adam. Kan kapan lagi, bisa melihat body mulus milik fotomodel tanpa harus buka situs gaib alias situs XXXXXXXXXXXXXX –eh banyak amat X nya-

Atau kisah Fani Octora, yang dinikahi siri selama 4 hari kemudian di cerai melalui sms. Mungkin jika kisah ini tidak terjadi, mata kita tidak akan terbuka, betapa uang adalah dewa bagi manusia jaman sekarang (termasuk saya..hihihi) Apapun dan dengan cara apapun akan dilakukan demi mendapat sesuatu kemudahan dan kelayakan hidup.

Tapi ngomong-ngomong soal keuntungan yang di dapat dari kedua kisah tersebut. Saya juga mendapatkan durian ambruk. Yaitu, nama saya makin dikenal. Yah, mungkin mereka tidak mengenal saya secara pribadi. Tapi setidaknya nama depan saya NOVI dan nama belakang saya OCTORA. Menjadi top markotop.

Sementara mereka menikmati akibat dari sikapnya, maka saya akan menikmati efek dari mencuatnya nama NOVI OCTORA. Yang memberi kenangan tersendiri bagi saya.

Bahwa, sebuah nama selalu saja menyimpan banyak cerita. Baik atau buruk. Jadi, bersyukur saja kalau nama kita mirip dengan orang lain. Yang mungkin sedang menjadi sorotan media. Atau sorotan masyarakat.

Cemungud ya saudari ku, Novi Amalia dan Fani Octora.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun