Mohon tunggu...
Novemia Putri Pratiwi
Novemia Putri Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Enjoy

Jangan lupa membaca ya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pendekatan Mimetik pada Puisi

26 September 2023   20:41 Diperbarui: 26 September 2023   21:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semuanya berkata

LANJUTKAN PERJUANGAN!

Puisi tersebut berlatar belakang antara tanggal 20-28 Pebruari 1966 di Jakarta terjadi peristiwa penting yaitu demonstrasi mahasiswa dan pelajar menuntut "tritura" sudah dimulai sejak 10 Januari. Tetapi hasilnya boleh dikatakan belum ada. Soekarno tidak mendengarkan "tritura". Uang diganti, bensin dinaikan harganya. Ongkos bis kota dinaikan harganya. Kabinet dwikora memasukan menteri-menteri gestapu lebih banyak lagi. Demonstrasi dilakukan dengan aksi pengempesan ban mobil diseluruh kota sehingga lalu lintas lumpuh. Para mahasiswa duduk ditengah-tengah jalan. Menteri yang akan dilantik tidak bisa datang ke istana dengan menggunakan mobil sehingga harus dijemput dengan helikopter. 

Sekeliling istana penuh tank-tank baja dan pengawalan prajurit. Para demonstran tak henti-hentinya menyuarakan tuntutannya dan mengejek para prajurit itu sebagai "anjing istana". Bentrokan lebih lanjut tak dapat dihindarkan. Penembakan terjadi. Arif Rachman Hakim tertembak dan wafat. Sehari sebelumnya dalam demonstrasi ke Sekretariat Negara telah pula ada penembakan dan beberapa orang mahasiswa terluka.

Tetapi para mahasiswa tidak jadi takut. Jaket penuh darah mahasiswa yang tertembak diikat pada sebuah tongkat dan dijadikan sebagai bendera perjuangan mereka. Meninggalnya Arif Rachman Hakim menyebabkan para mahasiswa dan pelajar menjadi lebih marah lagi. Pemakaman Arif Rachman Hakim dilakukan secara pahlawan dan mendapat simpati dari seluruh lapisan masyarakat. Orang yang mengiringkan jenazah Arif Rachman Hakim ke pekuburan sangat banyak.

 


 

 

 

 

  • Analisis puisi Sajak karya Sanusi Pane dengan pendekatan mimetik

Sajak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun