Mahasiswa dapat menerapkan berbagai strategi untuk menjaga kesehatan mental di tengah padatnya beban akademik. Salah satu yang paling mendasar adalah manajemen waktu, seperti menyusun prioritas, membuat jadwal harian, dan menghindari penumpukan tugas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu berhubungan positif dengan keberhasilan akademik dan berperan dalam menjaga kesehatan mental mahasiswa paruh waktu (Ikhwan et al, 2025). Namun, hasil lain menemukan bahwa disiplin waktu saja tidak selalu berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres akademik, sehingga strategi ini perlu dikombinasikan dengan faktor lain seperti dukungan sosial dan regulasi emosi (Nagiya et al, 2022).
Penerapan self-compassion terbukti efektif untuk meningkatkan regulasi emosi mahasiswa baru, bahkan mampu mendorong tingkat flourishing atau kesejahteraan psikologis secara lebih optimal (Inaya et al, 2024; Lutfianawati, 2024). Strategi lain yang juga penting adalah memperkuat dukungan sosial baik dari teman sebaya, keluarga, maupun konselor kampus, karena terbukti memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat stres mahasiswa. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah stres yang dialami (Rizkillah dan Rahmawati, 2023). Mengkombinasikan manajemen waktu, self-compassion, teknik relaksasi, serta dukungan sosial, mahasiswa dapat lebih adaptif menghadapi tumpukan tugas tanpa harus mengorbankan kesehatan mentalnya.
Teknik relaksasi terbukti efektif dalam membantu mahasiswa mengurangi stres akademik dan gejala burnout akibat tumpukan tugas. Penelitian di Universitas Lambung Mangkurat menunjukkan bahwa mahasiswa yang diberikan intervensi relaksasi mengalami penurunan academic burnout secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (Ariani et al, 2023). Temuan serupa juga diperoleh di UIN Walisongo Semarang, di mana penerapan teknik pernapasan dalam dan relaksasi Benson mampu menurunkan tingkat stres mahasiswa pondok secara bermakna (Robaiyani et al, 2024). Selain itu, relaksasi otot progresif diketahui berpengaruh positif terhadap kualitas tidur mahasiswa, yang secara tidak langsung juga berperan dalam menjaga keseimbangan psikologis di tengah beban akademik (Manitu dan Sirumpa, 2024). Oleh karena itu, teknik relaksasi yang sederhana, murah, dan mudah diterapkan ini dapat menjadi strategi praktis bagi mahasiswa untuk mengelola tekanan akademik sekaligus menjaga kesehatan mental.
Kesimpulan
Tumpukan tugas dalam kehidupan kampus dapat menjadi tantangan serius bagi kesehatan mental mahasiswa. Suara-suara dari mahasiswa menunjukkan bahwa tekanan akademik sering menimbulkan stres dan kecemasan, tetapi juga membuka ruang bagi solidaritas dan dukungan sosial. Perguruan tinggi perlu memperhatikan aspek ini melalui kebijakan yang mendukung kesejahteraan mental, seperti layanan konseling, pengelolaan beban akademik yang seimbang, serta edukasi manajemen stres.
Referensi
Ariani EN, Sari NP, Putro HYS. 2022. Effectiveness of Relaxation Techniques in Reduce Academic Burnout in Guidance and Counseling Students Class of 2021 Lambung Mangkurat University. Jurnal Pelayanan Bimbingan dan Konseling.5(2): 21-25.
Ikhwan R, Saputra PH, Kusumawati YT. 2025. Mental Health and Time Management Predict Academic Success in Part-Time Students. Indonesian Journal of Law and Economics Review. 20(3): 1--15.Â
Inaya A, Bakar M, Hamid H. 2024. Efektivitas Self-Compassion Writing Untuk Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Baru. Innovative: Journal of Social Science Research. 4(1): 1-10.Â
Liu Z, Xie Y, Sun Z, Liu D, Yin H, Shi L. 2023. Factors associated with academic burnout and its prevalence among university students: a cross-sectional study. BMC Medical Education. 23:317.
Lutfianawati D. 2024. Flourishing Mahasiswa Ditinjau dari Self Compassion. Jurnal Psikologi Malahayati. 6(1): 166-177.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!