2. Teknologi Tinggi: AI, VR, & Bias Audit:
AI digunakan untuk mengukur kesenjangan representasi, mengecek bias dalam sistem, dan mendeteksi sentimen karyawan.
VR/AR dipakai untuk menciptakan pengalaman imersi peran---menghadirkan kesadaran tinggi melalui simulasi diskriminasi dan mikroagresi.
Audit algoritma diperlukan agar AI transparan dan adil.
3. Intersectionality & Ekonomi Inklusif:
Fokus DEI semakin melihat identitas pelangi: gender, ras, disabilitas, kelas sosial, generasi, orientasi, dan faktor lainnya, dianalisis secara bersamaan.
Praktik baru, seperti Inclusive Economics, menyoroti pemberdayaan ekonomi sebagai langkah utama DEI---bukan sekadar simbolisme.
4. Kesetaraan Gaji & Kesejahteraan Finansial:
Audit upah yang transparan dan progressif secara global akan jadi standar (misalnya inisiatif "pay transparency" di Eropa).
Integrasi coaching finansial, tunjangan inklusif, dan program work-life balance akan mendukung kesejahteraan karyawan.
5. Budaya Inklusi, Psychological Safety & Belonging: