Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Aku Bisa Cinta Kamu (Bagian 1)

18 Februari 2020   21:09 Diperbarui: 18 Februari 2020   21:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

                Pram aku nikmati saat waktu-waktu dia memberi straching sebuah pemanasan sebelum kita berlatih jurus-jurus. Dia sangat sempurna, cool, ganteng dan membuat aku bertanya-tanya.

                Sepertinya kekaguman aku tentang Pram mengusik kamu yang sedang mengejar diriku. Kamu selalu berusaha bisa dekat denganku dan seakan mem-protect aku tanpa kamu sadari. Tidak ada cowok yang mendekat dan berani karena menganggap kalau aku adalah milikku, termasuk Pram yang mencoba menghindar setiap kita bertatap mata.

                Ada kata yang ingi kami ucapkan sekedar bertanya yang ringa-ringan, mengenai sekolah, hobby atau apalah. Tapi itu hanya tersimpan dalam hati, hingga akhirnya dengan terang-terangan Man bertanya dengan nada keras, "Haiii Bro, lama kita tidak saling cerita, bagaimana khabar terakhir Titi ? kalian masih jadian kan ?" Dia sengaja mempertajam 'jadian' tepat di mukaku, saat tanpa sengaja kita terjebak bertiga.

                Mata elangmu nyalang, sejenak kamu bergetar. Tetapi seperkian detik kamu bisa menguasai diri, sambil membenahi sabuk tingkat kamu berlalu sambil memukul pelan punggung Man, "Hmmm masihhh, yah kapan-kapan kita ngobrol! Aku ke Guru dulu ya membicarakan soal pertandingan antar kabupaten. Eh kamu juga salah satu atlitnya nanti berlatih ya! jangan malu bertanya pada Man." Katamu tiba-tiba tidak lagi menyorot mata setajam elang padaku tapi malah sebaliknya kulihat itu mata kekalahan.

                Aku benci melihat Man tersenyum, kalau aku interprestasikan dia tersenyum secara tidak langsung akan sebuah kemenangan. "Aku berhasil menyingkirkan satu laki-laki yang juga menyukai Nina."

                Aku bukannya berterima kasih karena jelas sudah tanpa aku bertanya pada Pram dia ternyata sudah mempunya Titi, gadisnya.

                Tahukah kamu Man, kamu membuat aku hancur sesaat dan aku tahu tidak mungkin aku akan menikmati sorot mata tajam elangnya lagi untuk menghadirkan sensasi debaran yang aneh. Tiba-tiba hatiku ter-default kalau kamu sudah punya cewek yang aku tidak mungkin menggantikan!

                Aku putus dan tersingkir dari Pram, kusudahi rasa cintaku yang tak jelas dengan kepastian yang terlontar tanpa sengaja.

                Seharusnya aku berterimakasih pada Man karena secepatnya aku tahu akan status Pram, jadi aku tidak akan terlanjur mengejar si mata elang.

                Seperti di awal aku menyukai dua cowok di tempatku berlatih dan setelah Pram berlalu aku coret namanya dalam daftar hati. Tanpa sengaja aku bisa berinteraksi dengan Dona.

                Saat persiapan untuk mempelajari jurus-jurus kami melakukan pemanasan, tiba-tiba Guru menyuruh Dona memegangi kaki para murid yang harus melakukan posisi tangan di belakang kepala dan bangun dari terlentang berulang kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun