Hahahaha aku semakin tertawa lebar sampai-sampai air mataku keluar, aku sangat geli dengan imajinasiku yang sangaat lucu dan sayangnya hanya aku yang tahu. Umi dan abi mana tahu apa yang ada dalam gelembung bola pikiran yang tercipta dari sana-Nya.
Dan aku hanya bisa terima sambil masih tertawa-tertawa, abi menarik tanganku ke ruang sunyi senyap, memberiku bola atau salah satu botol untuk kembali aku mainkan dan seolah ini obat kenormalanku karena aku jadi tak lagi ketawa terbahak-bahak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!