Universitas Aisyiyah' Yogyakarta
Pada mataf hari pertama ada 3 narasumber yang terdiri dari :
Pemateri 1 : Prof.DR. Mufdilah, S,Pd, S.SIT, M.SC
"Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah"
Cita-Cita Muhammadiyah adalah mewujudkan negara Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghaluur", yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Definisi Darl ahdi wa syahadah adalah prinsip muhammadiyah Indonesia sebagai negara hasil kesepakata (aldi) seluruh elemen bangsa, sekaligus sebagai tempat bersaksi (syahadah) umat Islam untuk memberikan kontribuksi terbsik, Darul = rumah/negara, Ahdi = perjanjian/kesepakatan. Latar Belakang Jawaban atas tantangan disintegrasi, radikalisme, dan programatis politik, Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan (consensus nasional): Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Menegaskan bahwa atau darul kufr tetapi rumah Bersama untuk hidup, bekerja dan beribadah. Tujuan Utama :
Meneguhkan komitmen kebangsaan menjaga indonesia sebagai amanah Allah,  Membuktikan peran umat islam berkontribuksi nyata dalam pembangunan bangsa, Menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan: Islam rahmatan lilalamin dalam konteks NKRI, Mencegah perpecahan bangsa memperkokoh persatuan dalam keberagaman. Harapan & Implementasi Umat islam mampu memberi teladan terbaik dalam berbangsa dan bernegara, Indonesia tetap tegak sebagai negara yang dalam, adil dan Makmur, Terwujud Masyarakat utama (khaira ummah) yang menebar Rahmat dan manfaat bagi sesama. Darul Ahdi Wa Shahadah Bahwa Negara Pancasila merupakan hasil konsensus nasional (dar al-'ahdi) dan tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah) untuk menjadi negara yang aman dan tenteram (dar al-salam) menuju kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan keridhaan Allah SWT.
Pemateri 2 : Kompol Leo Nisya Sagita  S.I.K. Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY
"Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Pembinaan Kesadaran Bela Negara"
Peran Strategis Mahasiswa dalam upaya Bela Negara di Era Poat-Truth
Menjawab tantangan disinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegrasi. Mahasiswa memiliki peran strategis yang krusial dalam upaya bela negara di era post-truth, di mana fakta objektif sering kali kalah oleh emosi, opini, dan berita bohong (hoaks). Alih-alih mengangkat senjata, peran mahasiswa berfokus pada pertahanan non-militer dengan memanfaatkan intelektualitas dan kemajuan teknologi. Berikut adalah peran strategis mahasiswa dalam bela negara di era post-truth adalah dengan Memerangi hoaks dan disinformasi.
Era Post-Truth : Ancaman Baru Bela Negara
Ancaman ini terutama diperparah oleh penyebaran hoaks dan teori konspirasi melalui media sosial yang tidak hanya memicu polarisasi tetapi juga bisa menyebabkan masyarakat tidak kritis dan mudah terjerat dalam informasi palsu, sehingga penting upaya peningkatan literasi media dan pemahaman kritis untuk menangkalnya.
Pemateri 3 : Amika Wardana, S.Sos., MA.Ph,D