Mohon tunggu...
Nolan Gita Sari
Nolan Gita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi KKN UPI 2021 Gelombang 2 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

Do the best you can do, and be the best you can be! Dengan membaca, kau akan mengenal dunia. Namun dengan manulis, kau akan dikenal dunia.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Atasi Malas Membaca Pada Siswa, Mahasiswa KKN UPI Lakukan Hal Ini Sebagai Solusi Blended Learning Dalam Meningkatkan Literasi Sains Berbasis Teknologi di SMPN 12 Bandung

25 September 2021   13:26 Diperbarui: 25 September 2021   18:54 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 KKN Tematik UPI Gelombang 2 Semester Genap 2020/2021 : Atasi Malas Membaca Pada Siswa, Mahasiswa KKN UPI Lakukan Hal Ini Sebagai Solusi Blended Learning Dalam Meningkatkan Literasi Sains Berbasis Teknologi di SMPN 12 Bandung

Akhir tahun 2019 lalu, dunia dikejutkan dengan penemuan suatu virus baru yang penyebarannya sangat masif. Virus ini disebut dengan Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), penyakit ini disebut dengan COVID-19. Bahkan World Health Organization mengungkapkan bahwa virus ini telah memberikan dampak buruk bagi perekonomian, kehidupan sosial, dan kesehatan dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang terdampak Covid-19, hal ini melumpuhkan berbagai sektor di Indonesia termasuk dunia pendidikan. Selama kurang lebih 1 tahun terhitung sejak Maret 2020 pemerintah mengharuskan kegiatan sekolah daring (online) sesuai dengan surat edaran Dirjen Dikti No. 262/E.E2/KM/2020 mengenai pembelajaran pada masa darurat Covid-19 yang berisi himbauan kepada seluruh layanan pendidikan agar mengatur pembelajaran dilakukan dari rumah atau daring.

Banyak kebijakan pemerintah yang dimaksudkan untuk menekan persebaran Covid-19 salah satunya melalui kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Aturan ini mewajibkan seluruh masyarakat Indonesia membatasi setiap aktivitas sosial bahkan keberangkatan keluar kotapun diatur sedemikan rupa dengan persyaratan ketat. Tidak hanya itu, pada awal tahun 2021 aturan baru pun mulai bermunculan seperti PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), pemerintah kembali melanjutkan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2-4 untuk menekan penyebaran virus corona. Di Jawa-Bali, kebijakan tersebut diperpanjang selama dua minggu, yakni 21 September hingga 4 Oktober 2021. Keputusan tersebut diumumkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (20/9/2021).

"Dengan melihat perkembangan yang ada, perubahan PPKM level diberlakukan selama dua minggu untuk Jawa-Bali (hingga 4 Oktober 2021)," kata Luhut melalui tayangan YouTube Perekonomian RI.

"Namun, evaluasi tetap dilakukan setiap minggunya untuk mengantisipasi perubahan yang begitu cepat," ujar beliau.

Selain itu, Luhut juga menyatakan bahwa saat ini di wilayah Jawa dan Bali sudah tidak ada daerah level 4.

"Saat ini tidak ada lagi kabupaten/kota yang berada di level 4 di Jawa/Bali, semua di level 3 dan 2." Sambung beliau.

Selain kebijakan-kebijakan tersebut, harapan barupun mulai terlihat dengan ditemukannya vaksin mulai dari sinovac sampai moderna. Pemerintah juga sudah menganjurkan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi dan meyakinkan bahwa vaksin aman dan halal sebagaimana fatwa MUI. Hal ini dikarenakan sebagai salah satu hal penting untuk membentengi diri dalam menghadapi adaptasi kebiasan baru di masa pandemi Covid-19 selain mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Seiring berjalannya waktu, kebiakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut dianggap berhasil dalam menekan persebaran Covid-19. Merespons situasi ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan semua aturan pembelajaran tatap muka diatur dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) empat menteri dan mengedepankan kehati-hatian dan kesehatan semua insan pendidikan. Dalam SKB tersebut menyatakan pada tahun ajaran baru 2021-2022 yakni terhitung mulai Juli 2021, sekolah diberikan opsi untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari dampak-dampak negatif berkelanjutan pada peserta didik dan tenaga pendidik.

Merespon kebijakan menteri pendidikan tersebut, SMPN 12 Bandung menerapkan sistem pembelajaran Blended Learning. Blended learning adalah metode belajar dimana proses belajar tatap kelas berpadu dengan proses e-learning secara harmonis atau bisa juga disebut pembelajaran campuran.  Sehingga pada tanggal 15 September 2021 SMPN 12 Bandung menerapkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) untuk pertama kalinya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan secara ketat. PTMT di SMPN 12 Bandung melibatkan 6-7 siswa perkelas setiap harinya dan siswa yang lain mengikuti pembelajaran secara daring dengan sistem bergilir tiap jenjang kelas dengan durasi waktu pembelajaran 60 menit setiap kelas, dimulai dari kelas 7 kemudian dilanjutkan dengan kelas 8 dan kelas 9. Penentuan siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka berdasarkan nomor urut presensi kelas sehingga setiap harinya siswa yang hadir di sekolah berbeda-beda. Terlaksananya PTMT ini juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak salah satunya mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam pelaksanaan KKN ini, mahasiswa UPI mencanangkan tiga program utama yakni Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, dan Literasi Sains. Dalam pelaksaan Literasi Sains di SMPN 12 Bandung, mahasiswa KKN UPI menyelaraskan antara pentingnya budaya literasi dengan kemajuan teknologi serta projek yang sedang dikembangkan oleh SMPN 12 Bandung yaitu Budidaya Tanaman Pangan Sebagai Usaha Bertahan Hidup di Masa Pandemi. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan sehingga siswa nyaman dan merasa antusias dalam mengenal alam sekitar. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton dengan selalu menatap layar gawai selama pembelajaran daring, tentunya situasi tersebut kurang baik bagi kesehatan siswa karena sinar radiasi gawai dapat berdampak buruk bagi kesehatan mata dan saraf.

ptmt-di-smpn-12-bandung-614efe65f9f60c683116aea2.jpeg
ptmt-di-smpn-12-bandung-614efe65f9f60c683116aea2.jpeg
Melalui program sekolah yakni budidaya tanaman pangan di masa pandemi, siswa diharuskan menanam dan merawat minimal satu tanaman pangan yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam pemenuhan kebutuhan pokok keluarga sehingga hal ini dapat mengurangi kontak sosial berupa jual beli kebutuhan pokok. Dari mulai proses penanaman sampai penuaian, siswa dibimbing oleh guru mata pelajaran IPA dan dibantu juga oleh mahasiswa KKN UPI dari mulai bagaimana cara pemilihan bibit unggul, pemberian pupuk, intensitas cahaya, kadar air dan pemanfaatan teknologi dalam pembuatan alat penyiram tanaman secara otomatis menggunakan bahan bekas. Dengan adanya projek ini, siswa dilatih untuk berpikir kritis, mandiri, berani untuk mengeksplor kemampuan diri sendiri serta bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Pembelajaran berbasis projek akan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang mengharuskan siswa duduk mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran berbasis projek akan lebih cepat di serap oleh siswa karena mereka langsung mempraktikan ilmu yang telah mereka pelajari di kelas dalam kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun