Mohon tunggu...
Nola CyntiaPradina
Nola CyntiaPradina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PG PAUD FKIP UAD

Saya memiliki hobi melukis dan berkeinginan ingin menjadi tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Keluarga Melek Literasi

31 Januari 2024   11:45 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mewujudkan Keluarga Melek Literasi

Oleh:

Nola Cyntia Pradina dan Iyan Sofyan  

(Mahasiswi dan Dosen PG PAUD FKIP Universitas Ahmad Dahlan)

Literasi seolah selalu menjadi isu yang tiada habisnya. UNESCO merupakan organisasi internasional PBB yang membidangi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan menyebutkan bahwa Indonesia menjadi urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, yang memiliki minat baca hanya 0,001 %. Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara, persis dibawah negara Thailand (59) dan di atas Bostwana (61) (Sumber: Kominfo, 2022). Ternyata negara Indonesia masih sangat tertinggal dibandingakan dengan negara lain. Itu artinya dalam hal literasi di Indonesia masih sangat minim sehingga perlu ditanamkan kebiasaan membaca. Disisi lain negara di atas Indonesia akan terus menerus berlomba meningkatkan peringkat dalam hal literasi dunia.

Dalam hal ini melek literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, mengakses, mengolah, dan menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Mewujudkan keluarga melek literasi menjadi salah satu langkah penting dalam membangun pondasi pendidikan sekaligus menumbuhan kesadaran akan pentingnya membaca. Membudayakan literasi dengan keluarga tentu menjadi hal yang sangat efektif untuk dilakukan, selain itu literasi keluarga berperan untuk membentuk karakter keluarga literat dan berfikir kritis, serta dapat mempererat hubungan keluarga. Untuk mendukung hal tersebut terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan keluarga melek literasi.  

Pertama, menerapkan kebiasaan membaca bersama. Hal ini bisa dimulai dari orang dewasa yang ada dalam keluarga seperti ayah, ibu, kakek, nenek dengan cara menormalisasikan membaca minimal 5 halaman dalam sehari. Dengan hal itu dapat menjadi contoh untuk anak sehingga anak ikut menerapkan dikesehariannya. Selain itu mulai aktif membacakan cerita dongeng kepada anak usia dini, dan dorong mereka untuk membaca sendiri seiring berjalannya waktu. Dalam pemilihan buku juga harus diperhatikan, pilihlah buku-buku sesuai dengan tingkat usia dan minat mereka agar proses membaca menjadi lebih menyenangkan. Kesadaran akan pentingnya membaca harus mulai ditanamkan sejak usia dini, dengan begitu kebiasaan membaca akan terus terbawa dan berkembang seiring dengan pertambahan usianya.

Kedua, menciptakan ruang baca yang nyaman. Nyaman tidak selalu menuntut keberadaan lahan yang luas, kita bisa memanfaatan lahan sisa yang ada di rumah untuk dijadikan ruang baca yang nyaman. Tidak perlu menyediakan banyak furnitur yang penting dapat mendukung aktivitas membaca. Untuk menciptakan ruang baca yang nyaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menyediakan kursi dan meja, menyediakan rak buku dan tata buku sesuai dengan jenisnya agar mudah untuk mengambilnya, selanjutnya sediakan berbagai buku bacaan yang beragam supaya lebih banyak referensi untuk membaca agar tidak membosankan. Selain itu yang tidak boleh dilupakan adalah pencahayaan. Ativitas membaca sangat memerlukan pencahayaan yang cukup. Pencahayaan tersebut bisa didapat dengan menempatkan lampu baca, atur posisi lampu baca agar cahaya jatuh tepat di halaman buku yang sedang dibaca. Pencahayaan juga bisa didapat dengan memilih ruangan yang dekat dengan jendela.

Ketiga, diskusi antar keluarga. Komunikasi menjadi hal penting yang harus terjalin dalam sebuah keluarga. Dalam hal literasi, diskusi ini dapat diterapkan setelah selesai melakukan kegiatan membaca. Diskusi ini dapat dilakukan dengan metode "Presentasi". Secara bergantian anggota keluarga melakukan presentasi mengenai buku yang telah dibaca. Bisa membahas bagian yang disukai dari buku, quotes, kelebihan dan kekurangan buku, dan lain sebagainya. Point dari menerapkan metode "Presentasi" sebagai bahan diskusi yaitu untuk melatih keberanian, menumbuhkan rasa percaya diri, juga meningkatan kemampuan berkomunikasi. Setelah presentasi selesai antar anggota keluarga dapat berdiskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana, seperti apa saja nilai moral yang ada dalam bacaan tersebut, bagaimana dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan itu diberikan untuk merangsang anak berfikir kritis dan memiliki pemahaman yang mendalam.

Keempat, aktivitas luar ruangan. Hal ini bisa diterapkan dengan mengajak anggota keluarga untuk beraktivitas di luar rumah yang berkaitan dengan literasi, seperti kunjungan ke perpustakaan, pameran buku, bazar buku, dan lain sebagainya. Melalui pameran atau bazar buku, anak dapat dikenalkan dengan berbagai jenis buku, ragam hal yang menarik dari buku, dan karya yang dihasilkan dari sebuah buku. Dalam sebuah pameran biasanya terdapat banyak orang beramai-ramai mencari, membaca, dan membeli buku, hal itu dapat menjadi daya tarik anak untuk ikut mencari dan bahkan membeli sebuah buku. Hal lain yang dapat dilakuan adalah berkunjung ke perpustakaan dan ajak untuk membaca bersama. Biasanya anak akan lebih tertarik membaca di perpustakaan karena terdapat berbagai macam buku dan penataan bukunya yang rapi dan menarik. Untuk mendukung minat baca, setiap anggota keluarga masing-masing mencari buku sesuai dengan minatnya, lalu dibaca bersama-sama. Selanjutnya dorong anak untuk meminjam sebuah buku agar dapat dibaca di rumah yang tentunya akan memberi pemahaman bahwa membaca bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.  

Kelima, jadikan buku bacaan sebagai hadiah. Pemberiaan hadiah biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu seperti saat ulang tahun, hari ibu, wisuda, atau pencapaian-pencapaian tertentu. Pemberian buku merupakan salah satu upaya untuk membantu menumbuhkan minat baca. Untuk itu, ketika anak belum bisa membaca sekalipun, orangtua sudah membiasakan untuk memberikan buku sebagai hadiah bagi anak-anaknya. Moment pemberian hadiah tidak hanya dilakukan saat berulang tahun saja namun bisa diberikan dalam hal apapun, pencapaian apapun, dan event apapun. Menghadiahi seseorang sebuah buku merupakan bentuk apresiasi dan menjadi bahan dorongan untuk membaca, selain itu pemberian buku dapat menumbuhkan kesadaran untuk merawat buku yang telah diberikan. Buku juga sebagai investasi jangka panjang yang tidak akan pernah habis dan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun