Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator Madrasah Tsanawiyah

Operator Madrasah : - Operator data EMIS/GTK (Education Management Information System) - Operator E-RKAM BOS Kemenag - Operator Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus - Teknisi ANBK dari Tahun 2017 s.d sekarang (dulu masih UNBK namanya) Mencoba untuk menuangkan keresahannya melalui artikel di Kompasiana, tapi lebih banyak tema yang diluar dari konteks pekerjaan. More info: asharinoer9@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukber Itu Harusnya Menyenangkan, Bukan Ajang Pamer atau Paksaan

20 Maret 2025   03:16 Diperbarui: 20 Maret 2025   11:05 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Buka Puasa Bersama (Bukber) bersama Teman. | KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA 

Bukber, alias buka bersama, seharusnya jadi momen seru untuk kumpul bersama teman lama, nostalgia, dan menikmati suasana Ramadan. 

Idealnya, bukber itu ajang silaturahmi yang membuat orang senang, bukan malah jadi beban atau ajang pamer pencapaian. 

Tapi kenyataannya, makin ke sini banyak rencana bukber yang batal atau kurang diminati. 

Grup alumni ramai-ramai bahas kapan dan di mana bukber, tapi ujung-ujungnya hanya wacana semata. 

Yang daftar banyak, yang datang hanya segelintir. Kenapa bisa begitu? Ada banyak alasan, mulai dari kesibukan, lokasi yang jauh, sampai alasan yang lebih personal seperti tidak nyaman bertemu orang tertentu atau merasa tidak ada lagi yang bisa dibahas.

Di usia dewasa, banyak yang mulai merasa bahwa bukber bukan lagi sekedar makan bareng, tapi juga bisa jadi ajang perbandingan hidup. 

Dulu sama-sama di kelas, sekarang ada yang kariernya sukses, ada yang masih berjuang, ada yang sudah menikah, ada yang sudah punya momongan dan ada juga yang masih single.

Pertemuan yang harusnya membuat bahagia malah membuat beberapa orang minder atau tertekan. Ada juga yang dulu punya kenangan kurang menyenangkan, seperti pernah dibully atau diabaikan di masa sekolah. 

Jadi wajar kalau ada yang lebih memilih tidak datang daripada harus menghadapi situasi yang membuat tidak nyaman. 

Pertanyaannya, apakah bukber masih jadi ajang silaturahmi yang menyenangkan atau malah berubah jadi beban sosial? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun