Bayangkan kamu sedang duduk di dalam pesawat yang tiba-tiba mengalami turbulensi hebat.Â
Masker oksigen pun turun dari atas. Dalam situasi ini, apa yang harus kamu lakukan?Â
Sesuai instruksi keselamatan, kamu harus memasang masker oksigen untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain, bahkan sebelum menolong anak atau orang terdekat.Â
Kenapa begitu? Karena kalau kamu pingsan karena kekurangan oksigen, kamu justru tidak akan bisa membantu siapa pun.
Nah, konsep ini sebenarnya berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari kita sering merasa punya tanggung jawab besar untuk selalu membantu orang lain—baik itu dalam hal keuangan, tenaga, atau emosi.Â
Ketika ada teman yang kesulitan uang, kita merasa harus langsung membantu, meskipun kondisi keuangan kita sendiri sedang pas-pasan.Â
Saat ada keluarga yang curhat terus-menerus, kita selalu berusaha mendengarkan, meskipun diri sendiri sedang lelah secara mental.Â
Bahkan di tempat kerja, ada juga yang rela kerja lembur membantu rekan, padahal tubuh sendiri sudah kelelahan.
Masalahnya, kalau kita terus-terusan seperti ini tanpa memperhatikan kondisi diri sendiri, lama-lama kita bisa ‘kehabisan napas’.Â
Bukannya jadi penyelamat, kita malah bisa tumbang duluan. Sama seperti di pesawat, kalau kita tidak memastikan diri kita dalam kondisi baik, kita tidak akan bisa benar-benar membantu orang lain dengan maksimal.Â