Nah jika mereka mengikuti apa yang kita lakukan maka itu baik. Namun jika tidak, tidak masalah. Anak - anak lebih mungkin untuk mengikuti apa yang kita minta ketika kita melakukannya secara bersama-sama dengan mereka dan mereka tidak merasa dipaksa.Â
 2. Mengatakan "Ada apa denganmu? kenapa bertingkah seperti itu?"
Kita semua tentunya memahami bahwa kemarahan adalah emosi yang kuat dan kadang-kadang terasa seperti muncul entah dari mana atau dipicu oleh hal-hal yang tampaknya kecil, tetapi, Pertanyaan "Ada apa denganmu? kenapa bertingkah seperti itu?" bukanlah jenis pertanyaan yang dapat mengarah pada solusi, namun justru sering menimbulkan rasa malu, keterputus asaan juga sikap defensif atau bertahan untuk membela diri.Â
Ayah-bunda perlu memahami bahwa anak-anak sering tidak memiliki kedewasaan yang diperlukan untuk merenungkan pilihan mereka dan mengkomunikasikan masalah atau kebutuhan mendasar mereka, terutama di saat-saat mereka sedang dalam kemarahan.Â
Jadi alih-alih bertanya seperti itu, cobalah ayah -- bunda mengatakan sesuatu seperti  "waahhh. Sepertinya kamu benar-benar sedang kesal tentang hal ini ya.Â
Nanti jika kamu sudah siap untuk bicara dengan lebih baik, ayah/ bunda ingin mendengar lebih banyak tentang apa yang terjadi pada kamu dan sampaikan apa yang kamu butuhkan dengan baik, OK".
 3. Bertindak berlebihan/ terlalu sensitif
Kita semua memahami bagaimana anak-anak sering bersikap berubah-ubah sesuai dengan apa yang dirasakannya. Kadangkala tanggapan mereka terhadap hal-hal bisa tampak agak aneh.Â
Satu menit mereka bisa terlihat sangat senang dan kooperatif, namun di menit berikutnya mereka bisa terpicu oleh hal-hal sepele yang sebetulnya tidak perlu dilakukan.Â
Misalnya hanya karena ayah -- bunda memberi mereka cangkir merah dan bukan cangkir hijau ini akan menjadi kemarahan ananda. Sementara kita sering merasa tergoda untuk mencoba memperbaiki tanggapan mereka terhadap berbagai hal saat itu dan itu bukanlah hal  yang perlu mereka dengar saat itu, serta nyata-nyata hanya akan menambah 'bahan bakar' ke 'api'  mereka yang sedang menyala.Â
Dan jika ini terjadi, maka ayah-bunda sudah seharusnya memahami apa yang harus dilakukan. Hindarilah bertindak berlebihan dan terlalu sensitive kepada Ananda dengan memancing emosinya.