Padahal, kebahagiaan sejati tidaklah diukur dari seberapa lebar senyum di wajah kita, melainkan dari seberapa banyak wajah yang bisa tersenyum atas sikap dan keputusan kita.
Oleh karenanya, kusematkan “lentera pendidikan” pada sosokmu, wahai Ibuku. Bukan hanya menanamkan nilai, norma, dan karakter mulia kepada anak-anakmu semata; Ibu juga menjadi pelita yang mengajarkan arti penting rela berkorban untuk bekal mengarungi kehidupan yang terkadang jauh dari kata ideal.
Terima kasih, Ibu. [Adhi]
Terima kasih, Ibu. Sumber: dokumentasi pribadi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!