Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Secuil Kisah Berhaji Saat Remaja

8 Oktober 2020   21:13 Diperbarui: 8 Oktober 2020   21:19 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secuil Kisah Berhaji Saat Remaja. | Grafis: olah pribadi.

Kini, Bapak telah berpulang. Aku bersyukur bisa menemani dan membantunya menunaikan ibadah haji empat belas tahun silam. Doaku satu saja. Semoga kami dipersatukan kembali di taman surga-Nya.

Pentingnya Berhaji Sedari Muda

Berbekal cerita tadi, maka kutempatkan berbakti kepada orangtua sebagai urutan pertama pada tiga alasan mengapa generasi milenial harus berhaji selagi muda.

Seperti Bapakku dulu, mungkin orangtuamu juga memerlukan bantuanmu untuk menyempurnakan rukun hajinya. Entah karena sakit, entah lantaran faktor usia. Yang jelas, jangan pernah sia-siakan kesempatan itu.

Alasan kedua berkaitan dengan fisik. Pembaca budiman, haji adalah satu-satunya ibadah wajib yang tidak hanya menuntut materi, tetapi juga kekuatan fisik. Dari enam rukun haji, tiga di antaranya membutuhkan kondisi tubuh yang prima: tawaf, sai, dan wukuf.

Belum lagi perjalanan menuju Tanah Suci yang memakan waktu lebih dari sembilan jam. Setelah tiba di sana, kita pun harus menahan terik matahari pada siang hari dan melawan hawa dingin tatkala malam hari. Bukan apa-apa, ini padang pasir, Kawan!

Oleh sebab itu, jangan pernah menunggu tua. Berhajilah sedari muda. Selagi ketegaran dan kekuatan masih melekapi raga. Selama mampu, tunaikanlah segera. Jangan ditunda-tunda. Sebab kita tidak pernah tahu bilamana kita akan berpulang kepada-Nya.

Tiga alasan berhaji sedari muda. | Grafis: olah pribadi.
Tiga alasan berhaji sedari muda. | Grafis: olah pribadi.
Sekarang, tiba saatnya kuungkap kausa yang ketiga: panjang antrean. Tahukah, Kawan? Kementerian Agama (Kemenag) menyebut rata-rata waktu tunggu jamaah haji Indonesia mencapai 20 tahun! Beberapa daerah bahkan antreannya lebih lama lagi.

Sulawesi Selatan, misalnya. Warga Tanah Toraja mesti menahan rindu bertemu kakbah selama 39 tahun. Sebelas-dua belas dengan penduduk Bumi Lambung Mangkurat—julukan Kalimantan Selatan—yang mesti tabah menanti selama 29 tahun.

Terbayang, tidak? Jika daftar haji sekarang, maka kita akan diberangkatkan kira-kira pada 2040 mendatang. Belum lagi kedatangan pandemi korona yang memaksa pemerintah Arab Saudi menghentikan penyelenggaraan haji dan umrah sepanjang 2020. Semakin panjang saja antreannya, Kawan!

Nah, mumpung masih muda, sisihkanlah sebagian pendapatan untuk tabungan haji. Selain sebagai sarana mempersiapkan diri, tabungan haji juga membuktikan niat dan ikhtiar kita dalam menunaikan rukun Islam yang kelima. Jangan lupa, setiap niat baik akan dicatat penuh sebagai pahala sekalipun belum dilakukan.

Menabung recehan untuk berhaji. Kini, saatnya membuka tabungan haji di Danamon Syariah. | Foto: dokumentasi pribadi.
Menabung recehan untuk berhaji. Kini, saatnya membuka tabungan haji di Danamon Syariah. | Foto: dokumentasi pribadi.
Di usiaku yang kini berkepala tiga, sudah empat tahun lebih aku menyisihkan dana untuk berhaji. Bukan untukku, tetapi buat istri. Semisal mencukupi, lantas beroleh rezeki lebih, barulah kelebihannya untukku. Lagi pula, siapa juga yang tidak ingin kembali ke Tanah Suci?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun