Misi ini mencakup pendidikan iman yang kokoh agar jemaat tidak terombang-ambing oleh ajaran sesat, melainkan tetap berpegang teguh pada Kristus sebagai pusat hidup mereka.
Gereja, menurut Kitab Kolose, dipanggil untuk mengkontekstualisasikan misi dengan menyampaikan ajaran tentang Kristus yang sejati, mengajarkan kehidupan Kristen yang baru, memberitakan Injil kepada dunia, mengupayakan persatuan di dalam Kristus, dan melawan ajaran sesat. Misi ini melibatkan pemberitaan, pengajaran, serta pembentukan karakter Kristen yang mencerminkan kehidupan Kristus.
Gereja dapat mengkontekstualisasikan misi dari kitab Kolose dalam komunitas Gereja di Indonesia dengan mempertimbangkan konteks budaya, sosial, dan spiritual masyarakat Indonesia, yang sangat beragam. Berikut adalah beberapa poin yang bisa dijadikan acuan:
1. Pemahaman tentang Kristus sebagai Pusat Hidup (Kolose 1:15-20): Kolose menekankan pentingnya Kristus sebagai pusat dari segala sesuatu, yaitu "pencipta segala sesuatu" dan "yang memegang segala sesuatu dalam tangan-Nya".Â
Dalam konteks Indonesia yang pluralistik dan multikultural, gereja dapat mengajak jemaat untuk memahami bahwa Kristus adalah pusat dari segala nilai hidup, di tengah keberagaman agama dan budaya.Â
Ini juga mendorong gereja untuk memfokuskan misi pada peneguhan iman Kristus sebagai Tuhan yang berdaulat atas semua aspek kehidupan.
2. Menekankan Kasih dalam Kehidupan Sosial (Kolose 3:12-14): Kolose 3:12-14 mengajarkan tentang kasih, kebaikan, kerendahan hati, dan kesabaran.Â
Dalam komunitas Indonesia yang sering kali diwarnai oleh konflik sosial atau ketidaksetaraan, misi gereja dapat menekankan bagaimana hidup dalam kasih sebagai dasar untuk membangun persatuan.
Gereja dapat mengadakan program yang memperkenalkan nilai-nilai saling mengasihi dan membantu satu sama lain dalam konteks kekeluargaan dan masyarakat.
3. Mengajarkan Hidup yang Baru dalam Kristus (Kolose 3:1-17): Kitab Kolose juga berbicara tentang kehidupan yang baru di dalam Kristus.Â
Dalam masyarakat Indonesia yang sering menghadapi tantangan terkait budaya konsumtif, konflik sosial, dan ketidakadilan, gereja bisa mengajarkan pentingnya hidup baru yang tidak terikat oleh keduniawian, tetapi yang memprioritaskan nilai-nilai kerajaan Allah.