Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Akar Tanah Wangi Basah

21 April 2021   09:00 Diperbarui: 24 April 2021   21:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Binatang atau kau sungguh binatang liar

Panca indra sempurna, tapi ada tak berguna

Tiap penghuni jenggala menyarapah perbuatannya

Babi, singa, lalu monyet hutan menyumpah-sumpah

Kalaulah semua bisa bicara

Kalaulah semua dapat bercerita


Jika tuhan dengan kuasa balikkan kejadiannya

Masih bisakah kau tertawa ?

Satu sulangan cocktail di atas meja,

satu pohon dicabut paksa dari akarnya

Jika suara dentingan anggur terdengar di kelopak telinga,

hewan-hewan dengan keji kehilangan tanah habitatnya

Takkan lagi tercium wangi basah dari rimba

Buana tampak menangis nanar dalam nestapa

Menderita kiranya ulah tangan biadap manusia

Bisa-bisanya kau, kau, dan kau bercerita

Lindungi hutan kita, lalu tebas tanpa belas kasih rasa

Arggghhhhh... aku muak dengan semua drama

Tebang pohon, jadikan kertas, lalu tulislah sejelas mata

JAGALAH HUTAN KITA!!!

Itu muka kira-kira coba resap egonya

Dimana urat malu manusia?

Hutan jaga segala maha tuk anak cucu manusia

Tapi...apalah daya 'kan bergeming hatinya

Tak lagi cerah mukanya, kini derana menimpa

Dimana 'kan dapat kurasa? Akar tanah wangi basah

Rupa isimewa, tempat mula tuhan menitip nyawa

Jagalah hutan, hutan menjaga kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun