Binatang atau kau sungguh binatang liar
Panca indra sempurna, tapi ada tak berguna
Tiap penghuni jenggala menyarapah perbuatannya
Babi, singa, lalu monyet hutan menyumpah-sumpah
Kalaulah semua bisa bicara
Kalaulah semua dapat bercerita
Jika tuhan dengan kuasa balikkan kejadiannya
Masih bisakah kau tertawa ?
Satu sulangan cocktail di atas meja,
satu pohon dicabut paksa dari akarnya
Jika suara dentingan anggur terdengar di kelopak telinga,
hewan-hewan dengan keji kehilangan tanah habitatnya
Takkan lagi tercium wangi basah dari rimba
Buana tampak menangis nanar dalam nestapa
Menderita kiranya ulah tangan biadap manusia
Bisa-bisanya kau, kau, dan kau bercerita
Lindungi hutan kita, lalu tebas tanpa belas kasih rasa
Arggghhhhh... aku muak dengan semua drama
Tebang pohon, jadikan kertas, lalu tulislah sejelas mata
JAGALAH HUTAN KITA!!!
Itu muka kira-kira coba resap egonya
Dimana urat malu manusia?
Hutan jaga segala maha tuk anak cucu manusia
Tapi...apalah daya 'kan bergeming hatinya
Tak lagi cerah mukanya, kini derana menimpa
Dimana 'kan dapat kurasa? Akar tanah wangi basah
Rupa isimewa, tempat mula tuhan menitip nyawa
Jagalah hutan, hutan menjaga kita!